Market Update

IHSG Diproyeksi Melemah Terbatas, Ini Sederet Pemicunya

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (19/12) akan berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support 7.100 dan level resistance 7.220.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.100–7.220.,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 19 Desember 2024.

Pilarmas menyoroti, dari sentimen global, efek dari window dressing kian semakin tidak terasa. Hal ini dikarenakan di tengah pemangkasan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 25 bps, pasar malah turun tajam. Di mana Dow Jones turun hingga – 2,58 persen. Pun demikian dengan S&P 500 yang turun 2,95 persen yang merupakan sesi terburuk sejak Agustus, dan Russel 2000 bahkan turun hingga 4,39 persen.

Hal tersebut juga berdampak pada imbal hasil US Treasury 2y yang naik hingga ke titik tertinggi sejak bulan Mei kemarin menyentuh 4,35 persen. Sama halnya dengan imbal hasil US Treasury 10y yang naik hingga 4,51 persen.

Pilarmas menjelaskan, pada pertemuan The Fed semalam, telah sesuai dengan proyeksi pelaku pasar dan investor bahwa mereka akan menurunkan tingkat suku bunga mereka sebanyak 25 bps.

Baca juga: RUPSLB Petrosea Restui Stock Split Saham 1:10
Baca juga: BEI Himpun Dana Rp10,19 Triliun dari IPO, Masih Ada 24 Perusahaan Antre

Powell mengatakan bahwa, The Fed telah menurunkan tingkat suku bunga sebesar 1 persen dari puncaknya, dan kebijakan The Fed saat ini telah masuk ke fase pelonggaran kebijakan. Oleh sebab itu, The Fed akan bersikap lebih berhati hati untuk mempertimbangkan pemangkasan lebih lanjut.

Adapun, dari domestik Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI-Rate di 6,00 persen, Deposit Facility di 5,25 persen, dan Lending Facility di 6,75 persen.

Kebijakan ini dirancang untuk menjaga inflasi dalam kisaran target 2,5±1 persen pada 2024–2025 serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Fokus utama kebijakan adalah menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

“Dengan ditahannya tingkat suku bunga Bank Indonesia, dan dipangkasnya tingkat suku bunga The Fed, hal ini sudah sesuai dengan proyeksi kami pemirsa, di mana divergensi kebijakan moneter kian semakin besar,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

2 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

19 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

19 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

21 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

21 hours ago