Market Update

IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ini Pendorongnya

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (27/9) akan berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support 7.670 dan level resistance 7.830.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.670-7.830,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 27 September 2024.

Pilarmas menyoroti, IHSG akan dipengaruhi sentimen dari Amerika Serikat (AS) yang telah merilis data-data penting, seperti GDP Annualized di kuartal II berada di level 3 persen secara qoq, begitupun dengan GDP Price Index kuartal II yang tidak berubah di 2,5 persen qoq.

Baca juga: Menguat 4 Hari Beruntun, Harga Saham TUGU Kembali ke Zona Rp1.300

Meski begitu, penjualan barang-barang tahan lama atau Durable Goods Orders mengalami penurunan dari sebelumnya 9,9 persen menjadi 0 persen. Perekonomian AS sendiri pada akhirnya terlihat bangkit dengan kondisi yang lebih baik, ditopang oleh konsumsi yang lebih besar daripada pendapatan yang kuat. 

Perekonomian terlihat tumbuh sebesar USD294,2 miliar lebih banyak dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Lalu, yang menarik adalah Initial Jobless Claims yang mengalami penurunan dari sebelumnya 222 ribu menjadi 218 ribu dan Continuing Claims yang naik dari sebelumnya 1,82 juta menjadi 1,83 juta. 

Data Initial Jobless Claims tersebut mengalami penurunan ke titik terendahnya dalam kurun waktu empat bulan terakhir, sedangkan untuk Continuing Claims memang mengalami kenaikkan namun tetap berada di level rendahnya sejak bulan June hingga August. 

“Sejauh ini dari sisi ketenagakerjaan masih terlihat stabil pemirsa, meskipun ada kekhawatiran karena ada beberapa perusahaan yang ingin melakukan pengurangan tenaga kerja,” imbuhnya.

Apabila pengurangan tenaga kerja dilakukan dalam jumlah yang besar, maka tidak menutup kemungkinan angka pengangguran akan kembali mengalami kenaikkan yang akan membuat The Fed kembali mempertimbangkan penurunan tingkat suku bunga sebanyak 50 bps. 

Sedangkan untuk Personal Consumption sendiri terlihat mengalami penurunan dari sebelumnya 2,9 persen menjadi 2,8 persen, di mana hal ini akan terlihat bagus untuk inflasi AS ke depannya.

Baca juga: Saham GOTO Sentuh Level Tertinggi, Analis Beberkan Pendongkraknya

Adapun, masih akan ada data ekonomi lain yang bakal dirilis malam nanti dan juga akan menentukan pergerakan pasar di pekan mendatang, memasuki bulan Oktober.

Seperti, Personal Income dan Personal Spending yang diproyeksikan akan mengalami kenaikkan, begitupun dengan data PCE Price Index MoM dan YoY dan Core PCE Price Index MoM dan YoY, yang menariknya diproyeksikan mengalami penurunan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BI Waspadai Dampak Tarif AS, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus memonitor perkembangan pasar global dan domestik pasca Presiden… Read More

3 hours ago

Komisi XI Wanti-Wanti Pemerintah Tak Gegabah Tanggapi Tarif Dagang 32 Persen AS

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More

9 hours ago

DPR Desak Pemerintah Dorong Reformasi WTO usai Tarif AS Naik 32 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More

9 hours ago

DPR: Indonesia Jangan Jadi Sasaran Barang Buangan Akibat Kebijakan Trump

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More

22 hours ago

Ekspor Terancam, Pemerintah Susun Langkah Hadapi Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More

1 day ago

Kadin Dorong Presiden Prabowo Negosiasi Tarif Impor AS dengan Trump

Jakarta – Kadin Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), usai Donald Trump… Read More

1 day ago