Ilustrasi pergerakan saham. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (14/11) akan berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support 7.200 dan level resistance 7.330.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.200-7.330,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 14 November 2024.
Pilarmas menyoroti, sentimen global datang dari data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tercatat tetap tinggi pada Oktober, menyoroti tantangan yang terus dihadapi oleh pejabat Federal Reserve dalam mengendalikan kenaikan harga.
Baca juga: Gegara Ini, Saham Bayer Anjlok ke Level Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
Di mana, inflasi inti yang mengabaikan biaya makanan dan energi, mencatat kenaikan 0,3 persen mom selama tiga bulan berturut-turut dan tumbuh secara tahunan sebesar 3,6 persen year on year (yoy) dalam tiga bulan terakhir dan menjadi laju tercepat sejak April.
Inflasi inti ini dianggap sebagai indikator yang lebih akurat terhadap tren inflasi dibandingkan dengan keseluruhan Consumer Price Index (CPI).
Sementara itu, CPI naik 0,2 persen mom selama empat bulan berturut, dengan peningkatan tahunan sebesar 2,6 persen yoy yang merupakan kenaikan tahunan pertama sejak Maret 2024, dengan sebagian besar kenaikan disebabkan oleh biaya tempat tinggal.
“Kami memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen bulan depan setelah data inflasi sesuai perkiraan, yang memicu peningkatan nilai obligasi Treasury,” imbuhnya.
Sedangkan sentimen dari domestik datang dari data tax buoyancy atau elastisitas penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat di minus 0,47, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak seiring dengan peningkatan penerimaan pajak.
Secara ideal, nilai tax buoyancy seharusnya mencapai 1, di mana setiap kenaikan 1 persen dalam pertumbuhan ekonomi diikuti dengan kenaikan pajak sebesar 1 persen. Namun, penerimaan pajak pada kuartal III 2024 justru mengalami kontraksi sebesar 2,38 persen yoy dibandingkan nilai tax buoyancy mencapai 1,17 pada periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Siap-siap! BCA Bakal Bagikan Dividen Interim Tunai Rp50 per Saham, Cek Jadwalnya
Adapun, Pilarmas menilai penurunan penerimaan pajak disebabkan oleh berbagai faktor, di mana perekonomian dalam negeri saat ini sedang sedikit berkontraksi yang ditunjukkan oleh PHK massal serta banyaknya perusahaan yang gulung tikar.
“Oleh karenanya, kami menilai diperlukan upaya berupa stimulus ataupun kebijakan untuk meningkatkan penerimaan pajak maupun perputaran perekonomian dalam negeri,” ujar Pilarmas. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More