Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona merah ke level 7.151,72.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 204,14 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 15 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp208,22 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 95 saham terkoreksi, sebanyak 128 saham menguat dan sebanyak 268 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah, Simak 4 Saham Rekomendasi Analis
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak variatif dalam rentang level 7.100 hingga 7.200.
“Pada perdagangan Jumat (15/11/2024), IHSG ditutup turun 0,74 persen atau minus 53,30 poin ke level 7.161. IHSG hari ini (18/11) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.100-7.200,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 18 November 2024.
Ratih menyoroti, IHSG melanjutkan pelemahannya selama empat pekan beruntun secara mingguan, di mana pada pekan lalu 11-15 November 2024, IHSG terkoreksi 1,73 persen.
Melemahnya IHSG seiring dengan outflow investor asing di pasar ekuitas domestik selama sepekan yang tercatat senilai Rp4,64 triliun. Aksi outflow tersebut juga senada dengan melemahnya nilai tukar rupiah. Rupiah JISDOR sejak awal Oktober 2024 terdepresiasi 4,49 persen ke level Rp15.888 per dolar Amerika Seriktat (AS) (15/11).
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca dagang pada Oktober 2024 berlanjut sebesar USD2,47 miliar, setelah pada September 2024 surplus USD3,23 miliar. Jika diakumulasi hingga Oktober 2024, Indonesia melaporkan surplus neraca dagang selama 54 bulan beruntun.
Adapun sentimen dari mancanegara, yakni indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan akibat pelaku pasar khawatir bahwa pemangkasan suku bunga lebih lambat dan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Baca juga: Ini Dia Perusahaan Jumbo yang Bakal IPO di Akhir 2024
Pidato Jerome Powell pada Kamis (14/11) pekan lalu memberikan sinyal potensi perlambatan pemangkasan suku bunga akibat kondisi ekonomi AS yang cukup solid dapat membawa inflasi tetap di atas 2 persen.
Sementara di akhir pekan, penjualan ritel AS pada Oktober 2024 tumbuh 2,8 persen yoy lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 2 persen yoy juga mencerminkan daya beli yang tetap tinggi. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More