Jakarta–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 8,71 poin atau 0,16 persen ke level 5.321,55 pada perdagangan Senin, 30 Januari 2017. Sedangkan Indeks LQ45 naik 2,20 poin atau 0,25 persen ke level 888,83.
Indeks berhasil naik di tengah bayang-bayang pelemahan Bursa AS, dimana mayoritas bursa AS ditutup sedikit melemah pada jumat lalu di tengah-tengah data GDP yang di bawah ekspektasi serta consumer sentiment yang relatif inline.
Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, fokus investor di minggu ini antara lain tertuju pada data pekerjaan, FOMC meeting, dan laporan keuangan emiten.
IHSG turun 0,1 persen pada jumat lalu dengan dana asing tercatat net buy Rp130 miliar di pasar reguler.
Dinamika politik menjelang pilkada DKI, data inflasi Januari, serta GDP kuartal IV-2016 berpotensi mewarnai pergerakan IHSG di minggu ini. Selain itu, rilis beberapa laporan keuangan emiten juga dapat mempengaruhi IHSG.
Berikut laju bursa dunia, dimana DJIA -0,04 persen, S&P500 -0,09 persen dan Nasdaq 0,10 persen. Indeks saham di Eropa ditutup terkoreksi dengan Indeks FTSE di Inggris -0,29 persen, DAX di Jerman -0,29 persen dan CAC di Perancis -0,56 persen. Dari Asia, indeks Nikkei di Jepang 0,34 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong -0,06 persen.
Sementara untuk komoditas emas ditutup di USD 1.188 per troy ounce atau -0,12 persen. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di USD 53,17 per barel atau 1,13 persen. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More