Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (23/9) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah 0,77 persen ke level 7.683,30 dari dibuka pada level 7.743,27.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 213,38 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 15 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp203,66 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 60 saham terkoreksi, sebanyak 146 saham menguat dan sebanyak 247 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Pekan Ini Melemah 0,88 Persen ke Level 7.743, 5 Saham Ini Pemicunya
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak variatif dalam rentang level 7.700 hingga 7.800.
“Pada perdagangan Jumat (20/9), IHSG ditutup turun 2,05 persen atau minus 162,3 poin ke level 7.743. IHSG hari ini (23/9) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.700-7.800,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 23 September 2024.
Pelemahan IHSG pada pekan lalu dipicu oleh aksi profit taking pada akhir pekan khususnya diakibatkan oleh kegagalan saham BREN untuk masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Series pada kategori large cap.
Penurunan saham BREN hingga minus 19,95 persen memberikan tekanan yang cukup dalam pada IHSG. Sementara, selama sepekan indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing menguat 1,44 persen dan 1,55 persen.
Pelaku pasar merespons positif sentimen pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed di pekan tersebut. Pasalnya, pemangkasan suku bunga menyebabkan inflow di pasar ekuitas domestik dalam sepekan senilai Rp4,71 triliun, dengan apresiasi nilai tukar rupiah JISDOR ke level Rp15.100 per dolar AS juga menopang pergerakan saham blue chip (20/9).
Baca juga: Bank Sentral Pangkas Suku Bunga, Saham TUGU Kian Bergeliat
Adapun dari mancanegara, penjualan ritel di Inggris pada Agustus 2024 tumbuh 2,5 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1,5 persen yoy. Kebijakan bank sentral Inggris yang mulai dovish memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonominya.
Sedangkan, Bank Sentral China (PBoC) mempertahankan tingkat bunga pinjaman (LPR) tenor satu tahun untuk korporasi dan rumah tangga sebesar 3,35 persen, dengan suku bunga pinjaman tenor lima tahun untuk acuan properti di level 3,85 persen. Suku bunga tersebut bertahan sejak Juli 2024 dan merupakan level terendah sepanjang sejarah China. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi agar bisa menghindari middle income trap.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More