Market Update

IHSG Dibuka Menguat Cenderung Koreksi di Level 6.962

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (2/10) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau, namun cenderung terkoreksi ke level 6962,13 atau dari level 6961,45 pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 394 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 23 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp212 miliar.

Baca juga: IHSG di Oktober Cenderung Menguat, Bank KBMI 4 jadi Penopang?

Kemudian, tercatat terdapat 97 saham terkoreksi, sebanyak 143 saham menguat dan sebanyak 263 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Ajaib Sekuritas melihat IHSG secara teknikal hari ini diprediksi bergerak mixed cenderung menguat dalam rentang 6.930 hingga 7.000, setelah pada perdagangan kemarin (2/10) IHSG ditutup naik 0,31 persen ke level 6.961.

Kemudian sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, terkait dengan tingkat inflasi tahunan atau yoy periode September 2023 sebesar 2,28 persen, setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,27 persen, landainya Inflasi tahunan tersebut akibat high based kenaikan harga BBM pada September 2022.

Sedangkan, secara bulanan atau mom inflasi tercatat tumbuh 0,19 persen dibandingkan Agustus 2023 yang tercatat deflasi 0,02 persen, kenaikan inflasi bulanan diakibatkan karena lonjakan harga beras baik premium dan medium di tengah El Nino dengan menyumbang inflasi sebesar 0,18 persen.

Lalu dari mancanegara, Indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) periode September 2023 tercatat sebesar 49,8, meskipun naik dari bulan sebelumnya sebesar 47,9, namun angka tersebut masih di level kontraksi.

Baca juga: Industri Farmasi Terus Tumbuh, Ini Saham Rekomendasi Analis

Output produksi terakselerasi, sementara pasar tenaga kerja dan pesanan baru melemah akibat tingginya suku bunga The Fed.

Adapun dari Asia, Indeks PMI manufaktur Jepang versi Jibun Bank periode September 2023 berada di level 48,5, turun dari performa bulan sebelumnya sebesar 49,6, diikuti aktivitas industri yang mengalami koreksi dalam 4 bulan beruntun, serta jumlah pesanan baru terkoreksi dan ekspor melemah akibat turunnya permintaan dari China. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

1 hour ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

3 hours ago

Sritex Pailit, Pemerintah Diminta Fokus Berantas Impor Ilegal dan Revisi Permendag 8/2024

Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More

3 hours ago

BEI Beberkan Dampak Pemilu AS hingga Hapus Kredit UMKM ke Pergerakan IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu di periode 28 Oktober hingga 1… Read More

4 hours ago

Jelang Pilpres AS, Harris dan Trump Bersaing Ketat dengan Selisih Suara Tipis

Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, saat ini tengah bersaing… Read More

4 hours ago

Erick Thohir Godok PP Hapus Kredit UMKM, Fokus pada Petani dan Nelayan

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More

5 hours ago