Market Update

IHSG Dibuka Loyo, Turun 0,08 Persen ke Level 7.253

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,08 persen ke level 7.253,18 dari posisi 7.258,63, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (17/12).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 190,54 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 14 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp295,89 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 86 saham terkoreksi, sebanyak 132 saham menguat dan sebanyak 238 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak melemah terbatas dalam rentang level 7.200 hingga 7.270. 

“Pada perdagangan Senin (16/12) IHSG ditutup turun 0,90 persen atau minus 66,15 poin ke level 7.258. IHSG hari ini (17/12) diprediksi melemah terbatas range 7.200-7.270,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 17 Desember 2024. 

Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah, Ini Sederet Pemicunya

Ratih melihat, IHSG melanjutkan koreksinya dalam tiga hari beruntun, di mana investor asing mengalami outflow dengan jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp621,66 miliar.

Jika diakumulasi sejak awal tahun (ytd), IHSG terkoreksi 0,19 persen, sekaligus menjadi indeks dengan performa paling rendah di wilayah ASEAN. Lalu, posisi rupiah menjadi pemberat laju IHSG, dengan Rupiah JISDOR tertahan di atas level Rp16.019 per dolar AS (16/12).

Di sisi lain, pada Konferensi Pers “Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan” pada Senin, 16 Desember 2024 pemerintah meresmikan pemberian insentif hingga kenaikan tarif pajak.

Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Januari 2025 akan naik menjadi 12 persen sesuai dengan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Namun, pengecualian kenaikan PPN dilakukan pada kebutuhan pokok.

Sementara, pemerintah memperpanjangan insentif di sektor properti berupa PPN DTP 100 persen untuk harga properti maksimal Rp5 miliar dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rp2 miliar pada Januari-Juni 2024 dan PPN DTP 50 persen pada Juli-Desember 2024.

Baca juga: Raharja Energi Cepu (RATU) Siap IPO, Segini Harga Saham yang Ditawarkan

Adapun, dari mancanegara, bursa Wall Street bergerak bervariasi menjelang pemangkasan suku bunga The Fed. Proyeksi pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps masih tinggi, namun pelaku pasar khawatir penurunan suku bunga yang lebih konservatif ke depan menimbang kebijakan tarif Presiden Trump.

Sementara dari Asia, pertumbuhan penjualan ritel tahunan di China pada November 2024 tumbuh 3 persen, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 4,8 persen. Lemahnya daya beli juga tercermin dari landainya inflasi tahunan dan deflasi yang terjadi secara bulanan pada November 2024. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Rp870 Miliar untuk Proyek Properti Kaltim

Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More

1 hour ago

OJK Optimistis Kinerja Perbankan 2026 Tetap Positif, Ini Alasannya

Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More

1 hour ago

Perkuat Kesepakatan Dagang RI-AS, Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Pelaku Usaha AS

Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Jelang Libur Nataru Ditutup Hijau di Level 8.587, 343 Saham Terkoreksi

Poin Penting IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,03% ke level 8.587,49 Meski indeks hijau,… Read More

2 hours ago

Kredit Properti Tumbuh 7,4 Persen Jadi Rp1.513.5 Triliun per November 2025

Poin Penting Kredit properti tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp1.513,5 triliun per November 2025 Pertumbuhan didorong… Read More

3 hours ago

Begini Dukungan BSI terhadap Program MBG

Poin Penting BSI mendukung program MBG melalui pembiayaan pembangunan dapur SPPG di seluruh Indonesia. Hingga… Read More

3 hours ago