Market Update

IHSG Dibuka Langsung Ambles 0,40 Persen ke Level 7.111

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (30/5) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona merah ke level 7.111,37 atau melemah 0,40 persen dari level 7.140,09.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 245,64 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 26 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp353,43 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 108 saham terkoreksi, sebanyak 117 saham menguat dan sebanyak 219 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Diprediksi Bergerak Mixed, Ini Katalis Penggeraknya

Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyoroti bahwa IHSG secara teknikal pada hari ini bakal berpeluang untuk melemah terbatas.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak koreksi terbatas karena menunggu data Core PCE US di Jumat nanti dan efek dr penurunan bursa US kemarin, dengan level support IHSG di 7.080-7.120, sedangkan level resistance erada di 7.180-7.240,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 30 Mei 2024.

Kemudian, indeks-indeks utama Wall Street rontok pada perdagangan kemarin (29/5) yang tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS), dengan Dow Jones terpangkas 411,32 poin atau 1,06 persen menjadi 38.441,54, lalu S&P 500 turun 0,74 persen menjadi 5.266,95, dan Nasdaq tergelincir 0,58 persen menjadi 16,920.58.

Sementara itu, bursa Asia juga ditutup melemah pada perdagangan kemarin, di mana Indeks Nikkei 225 turun 0,77 persen ke 38.556, Hang Seng turun 1,83 persen ke 18.477, KOSPI melemah 1,67 persen ke 2.677, ASX 200 turun 1,30 persen ke 7.665, dan Straits Times turun 0,21 persen ke 3.323, dan hanya Shanghai Composite yang naik 0,05 persen.

Baca juga: Ramai-ramai GOTO Ditinggalkan Pendirinya, Bagaimana Pergerakan Harga Sahamnya?

Adapun, bursa Asia melemah karena para pedagang menilai ada aksi jual obligasi, data ekonomi yang beragam dan komentar dari pejabat The Fed untuk mendapat petunjuk mengenai prospek arah kebijakan moneter ke depan.

Kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) bulan Mei yang lebih kuat dari perkiraan dan pernyataan hawkish dari pejabat The Fed Neel Kashkari juga menyebabkan melemahnya ekspektasi penurunan suku bunga. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

21 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

19 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

20 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

21 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

21 hours ago