IHSG pada tahun ini menurun karena terkena sentimen dari dalam negeri. Sehingga berbeda dengan kondisi tahun 2008. Dwitya Putra
Jakarta – Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa masuk dalam kategori krisis jika sudah berada di bawah level 4.000.
Menurutnya saat ini kondisi penurunan indeks belum parah seperti yang telah terjadi pada 2008. “Kalau sudah breakout di bawah 4000, sudah mulai setara (dengan krisis2008),” ujarnya di Jakarta, Kamis, 3 September 2015.
Lanjar menjelaskan, IHSG pada tahun ini menurun justru karena terkena sentimen dari dalam negeri. Berbeda dengan tahun 2008. “Pada 2008 kena sentimen luar, sekarang dalam. Belum lagi ditambah ketidakpastian suku bunga The Fed,” jelas dia.
Sementara pemerintah dinilainya cukup panik saat IHSG sempat menyentuh level 4.100pada bulan lalu. Sehingga regulator langsung bergerak cepat dengan melakukan berbagai intervensi. Adanya intervensi ini terbukti cukup positif untuk pasar saham Tanah Air. Setelah itu, laju indeks kembali berbalik arah menguat.
“Itu positif intervensi pemerintah. Sebelum rebound, ada intervensi lagi berupa tax holiday,” pungkasnya. (*)
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More