Market Update

IHSG Berpotensi Rebound, Sektor Energi Bergairah

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin (28/3) kembali ditutup ke zona hijau sebesar 51,39 poin atau menguat 0,77% ke level 6.760.

Berdasarkan hal tersebut, Surya Fajar (SF) Sekuritas melihat bahwa IHSG secara teknikal masih berpotensi rebound dan bertahan pada support 6.700 memberi potensi penguatan lanjutan, serta berpotensi menguji resistance di level 6830 dan support di level 6700 pada perdagangan hari ini (29/3).

“Sentimen positif bagi sektor energi datang dari kebijakan pemerintah China yang memperpanjang tarif impor batubara 0% hingga akhir 2023. Kondisi ini akan membuat sektor energi bergairah kembali apalagi China tahun ini sedang melakukan economic reopening,” tulis tim riset SF Sekuritas dalam riset harian di Jakarta, 29 Maret 2023.

Selain itu, tren penguatan Rupiah terus terjadi dengan kini menyentuh level di bawah Rp15.100. Namun tetap harus mewaspadai tekanan akibat dampak dari ex-dividen date dari saham BBCA.

Pada bursa Amerika bergerak melemah pada perdagangan tadi malam, pasar merespon negatif kenaikan yield government bond AS yang kembali di atas 4%. Kenaikan bond yield tersebut memicu aksi jual di saham-saham teknologi.

Kemudian, bursa Eropa bergerak cenderung flat pada perdagangan kemarin, pasar terlihat mulai stabil setelah volatilitas dalam beberapa hari terakhir akibat kisruh krisis Credit Suisse dan Deutsche Bank.

Sementara itu bursa Asia bergerak variatif pada perdagangan kemarin, pasar merespon kejadian di Amerika di mana First Citizen Bank setuju untuk membeli kepemilikan Silicon Valley Bank dalam jumlah yang besar.

Adapun, IHSG mengalami penguatan kemarin. Penguatan ditopang oleh saham komoditas energi merespon kenaikan harga minyak global di sektor batubara INDY menguat 8,7%, ADRO menguat 3,4%, ITMG menguat 3,2%, PTBA menguat 3,0%.

Sektor semen juga bergerak rally merespon rilis kinerja INTP yang melampaui estimasi analis. INTP menguat 7,8% dan SMGR menguat 2,0%. Di sisi lain, saham-saham big cap banks justru mengalami pelemahan akibat efek ex-dividen date, seperti BBNI melemah 5,0% dan BMRI melemah 0,7%. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

11 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

17 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

18 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

19 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

20 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago