Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (1/10) akan berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support 7.670 dan level resistance 7.830.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.670-7.830,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 1 Oktober 2024.
Pilarmas menyoroti, sentimen global yang akan memengaruhi IHSG adalah sentimen pasar Tiongkok, di mana terdapat beberapa detail yang menjadi perhatian, antara lain 7 Days RR akan diturunkan dari 1,7 persen menjadi 1,5 persen.
Lalu, rasio persyaratan cadangan atau RRR akan diturunkan hingga 0,5 persen untuk mencapai likuiditas 1 triliun Yuan, namun Bank Sentral China belum menyebutkan kapan pemangkasan RRR akan dilakukan. Pemangkasan RRR sendiri tidak akan berlaku untuk bank kecil.
Baca juga: BEI: Jumlah Investor Saham Tembus 6 Juta SDI
Kemudian, rasio uang muka minimum untuk pembelian rumah kedua dipangkas dari sebelumnya 25 persen menjadi 15 persen, dengan suku bunga lending prime rate dan suku bunga deposito akan turun sebesar 0,2-0,25 persen, serta Bank Sentral Tiongkok akan membeli kembali rumah yang belum terjual dengan pendanaan murah.
“Sejauh ini kami melihat bahwa pemangkasan tingkat suku bunga The Fed juga sudah membantu Bank Sentral China untuk mulai memangkas tingkat suku bunga mereka, namun bagi kami yang penting adalah detail stimulus yang jelas dan kapan hal tersebut akan dilakukan,” imbuhnya.
Di tengah gegap gempitanya stimulus yang diberikan, hal ini telah memberikan kepercayaan diri pelaku pasar dan investor bahwa Tiongkok tengah berbenah untuk menyelamatkan perekonomiannya, saat ini beberapa pasar saham di berbagai negara juga sudah berada di level yang cukup tinggi, sehingga mengurangi daya tarik.
Pasar saham dan obligasi Tiongkok yang mengalami koreksi sejak awal tahun, tentu akan menjadi menarik karena bauran kebijakan baik fiskal maupun moneter sehingga terlihat lebih menjanjikan.
Dari domestik, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan drastis, dengan 9,48 juta orang berisiko turun ke kelas menengah rentan atau kelompok rentan miskin.
Baca juga: Cek Sektor Saham Potensial Cuan Usai BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga
Padahal di tahun 2019, terdapat 53,33 juta orang di kelas menengah, namun jumlah ini menurun menjadi 47,85 juta pada 2024, BPS menyatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah salah satu penyebab utama penurunan ini.
“Kami menilai, penurunan kelas menengah ini menjadi perlu menjadi perhatian pemerintah sebab proporsi kelas menengah terhadap populasi tercatat menurun dari sebelumnya 21,45 persen pada tahun 2019, menjadi 17,13 persen di tahun ini,” ujar Pilarmas.
Dalam hal ini pemerintah diharapkan segera melakukan upaya untuk membantu pertumbuhan pada kelas menengah, dikarenakan kelas menengah mampu menjadi tumpuan perekonomian Indonesia. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More