Market Update

IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Ini Pendorongnya

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (12/12) akan berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support 7.330 dan level resistance 7.480.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.330-7.480,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 12 Desember 2024.

Pilarmas menyoroti sentimen global yang datang dari data Amerika Serikat (AS) yang telah merilis data inflasinya. Tercatat untuk inflasi bulanan (mom) naik dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,3 persen, begitu pun dengan inflasi tahunan (yoy) mengalami kenaikkan dari sebelumnya 2,6 persen menjadi 2,7 persen.

Meski mengalami kenaikkan, tetapi data inflasi masih terlihat stabil. Sedangkan untuk inflasi inti tidak mengalami perubahan di level 0,3 persen mom dan 3,3 persen yoy. Sejauh ini, di satu sisi inflasi bergerak stabil, namun dapat dikatakan bahwa inflasi juga berpotensi berhenti untuk mengalami penurunan.

“Tapi level yang ada saat ini, juga sudah cukup baik bagi The Fed untuk dapat menurunkan tingkat suku bunga mereka sebanyak 25 bps kembali,” imbuhnya.

Baca juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Moncer Tahun Depan, Saham-Saham Ini jadi Andalan

Dalam hal ini, para pelaku pasar dan investor kembali menaikkan ekspektasi mereka terhadap The Fed yang dapat memangkas tingkat suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan pekan depan mendatang. 

Sementara dari domestik, Indonesia telah merilis data APBN yang mengalami defisit sebesar Rp401,8 triliun pada November 2024, lebih besar dibandingkan defisit di Oktober 2024 yang sebesar Rp309,2 triliun, defisit ini mencerminkan 1,81 persen dari total PDB. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pelebaran defisit disebabkan oleh tingginya kebutuhan belanja negara, sementara pemulihan pendapatan negara masih berlangsung. 

Hingga November 2024, pendapatan negara mencapai Rp2.492,7 triliun, meningkat 1,3 persen dibandingkan tahun lalu dan setara 89 persen dari target APBN.

Baca juga: BEI Berlakukan 2 Aturan Baru Terkait Saham dan Waran Terstruktur

Di sisi lain, belanja negara sebesar Rp2.894,5 triliun menunjukkan kenaikan 15,3 persen secara tahunan atau setara 87 persen dari target. Meski demikian, keseimbangan primer tetap mencatat surplus senilai Rp 47,1 triliun.

“Kami menilai defisit disebabkan oleh pembangunan berbagai infrastruktur. Meskipun mengalami defisit yang semakin melebar, kami menilai perekonomian Indonesia masih dalam batas wajar mengingat keseimbangan primer atau selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara (tidak termasuk pembayaran bunga utang) masih surplus,” ujar Pilarmas. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

18 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

18 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

19 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

23 hours ago