Market Update

IHSG Berpotensi Melemah, Berikut Sentimen Pemicunya

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (23/9) akan berpotensi mengalami pelemahan terbatas dengan level support 7.670 dan level resistance 7.830.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.670-7.830,” tulis manajemen dalam market review di Jakarta, 23 September 2024.

Manajemen Pilarmas menjelaskan bahwa, perkiraan tersebut didukung oleh pelemahan IHSG pada akhir pekan lalu yang menjadi salah satu alasan bagi pelaku pasar dan investor untuk melakukan aksi profit taking kemarin.

Setelah, Bank Indonesia (BI) dan The Fed melakukan pemangkasan suku bunga, para pelaku pasar akan mencermati pergerakan suku bunga dari Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ). Di mana, BoJ telah menyatakan bahwa mereka tidak akan mengubah tingkat suku bunganya, setidaknya untuk saat ini. 

Baca juga: Rapor IHSG Sepekan: Turun hingga 0,88 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp13.007 Triliun

“Namun kami melihat ada kemungkinan tingkat suku bunga (BoJ) akan mengalami kenaikkan sebanyak satu kali lagi hingga akhir tahun mendatang, dengan catatan inflasi mampu menopangnya,” imbuhnya.

Sementara itu, para pelaku pasar juga akan mencermati beberapa data penting dari Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi tolok ukur, mulai dari Conf. Board Consumer Confidence yang diproyeksikan mengalami penurunan, hingga data mengenai inflasi. 

Seperti adanya data Core PCE Price Index secara kuartal yang diproyeksikan tidak berubah. Menariknya, PCE Price Index MoM dan YoY diproyeksi mengalami penurunan. Hal ini tentu saja menambah potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember mendatang.

Baca juga: Cek Sektor Saham Potensial Cuan Usai BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga

Adapun, dengan Core PCE Price Index month to month (mtm) dan year on year (yoy) juga diproyeksikan turun akan menjadi tolok ukur yang disukai juga oleh The Fed dalam mempertimbangkan penurunan tingkat suku bunga, dan pemangkasan sebanyak 25-50 bps dapat menjadi pilihan, jika inflasi turun lebih cepat. 

Di sisi lain, data Personal Income diproyeksikan meningkat, karena upah mengalami kenaikkan. Lalu, Personal Consumption dan Spending diproyeksikan mengalami penurunan. Hal tersebut tentunya akan menjadi sentimen positif bagi The Fed. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Milenial Merapat! Begini Cara Mudah Memiliki Rumah Tanpa Beban Pajak

Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More

9 hours ago

Indonesia Dorong Komitmen Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29

Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More

10 hours ago

Kapal Milik PHE OSES Selamatkan 4 Nelayan yang Terombang-Ambing di Laut Lampung Timur

Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More

10 hours ago

Bos Bangkok Bank Ungkap Alasan di Balik Akuisisi Permata Bank

Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More

11 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, BI Siapkan Dua Kebijakan Ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More

12 hours ago

Koperasi Konsumen Bank Nagari jadi Role Model Holdingisasi Koperasi

Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More

12 hours ago