Ilustrasi pergerakan saham. (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah ke level 7.243,86, turun 1,90 persen dari posisi pembukaan pada level 7.383,86 pada perdagangan hari ini, 7 November 2024.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa dirinya belum dapat menyimpulkan apakah pelemahan IHSG tersebut disebabkan oleh sentimen kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
“Saya belum dapat dampaknya, karena baru kemarin, kita lihat dulu kan tidak bisa satu hari, masih ada periode kalau menurut saya, kita coba lihat dampaknya. Pasti banyak hal sentimen yang bisa kita lihat, jadi tidak karena satu karena Trump saja,” ujar Iman kepada media di Jakarta, Kamis, 7 November 2024.
Baca juga: IHSG Ditutup Ambles 1,90 Persen ke Level 7.243, 362 Saham Merah
Pada kesempatan berbeda, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menyampaikan keyakinannya bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk tumbuh hingga akhir tahun 2024.
“(Pertumbuhan IHSG lebih rendah dari tahun 2023) semoga enggak, (masih ada harapan?) ada lah, kita harus optimis, jangan pesimis,” ujar Irvan.
Irvan menjelaskan bahwa harapan pertumbuhan IHSG pada akhir tahun akan didorong oleh penurunan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI), serta terjadinya rebalancing dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia.
“Harapannya Fed rate turun, BI rate turun, benar-benar ada inflow banyak ke kita, rebalancing. Terus sekarang kan stabil, pemerintahan Pak Prabowo juga banyak melanjutkan dari Pak Jokowi. Beberapa terobosan kita tunggu dari Pak Prabowo di akhir tahun,” imbuhnya.
Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Anjlok 1,26 Persen, Tembus Level 7.290
Meski begitu, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak dari potensi penghimpunan dana atau fundraise ke pasar modal Indonesia terkait terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.
“Karena kalau analis bilang kemungkinan akan banyak inflow balik ke AS. So far gitu kan, semua analis kan bilang begitu dan juga kemungkinan perang dagang. Kalau analis kan bilang perang dagangnya akan makin lebih dengan China. Di kita kan, China salah satu tujuan ekspor kita ya. Takutnya memang akan menjadi tight lagi,” ujar Irvan.
Irvan pun optimistis pasar modal Indonesia tetap menarik bagi investor asing, didukung oleh stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More