Poin Penting
Jakarta – Industri peralatan rumah tangga (houseware) Indonesia tengah bersiap naik kelas. Melalui pembentukan Indonesian Houseware Association (IHA), para pelaku industri bertekad membangun satu ekosistem terintegrasi layaknya jembatan penghubung antarpulau, yakni antara produsen lokal, pemerintah, distributor, hingga pasar global.
“Tujuan utama IHA adalah membangun jembatan yang menyatukan semua pihak dalam industri houseware, dari UMKM, produsen besar, pemerintah, distributor dalam dan luar negeri, hingga asosiasi internasional,” ujar Sjamsoe Fadjar Indra, Ketua IHA di Jakarta, 3 Oktober 2025.
Fadjar menilai, ekosistem tersebut sangat krusial untuk menciptakan industri housewares yang sehat dan berdaya saing tinggi, baik perusahaan besar maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kami ingin memastikan setiap pelaku usaha dari industri skala besar hingga rumah tangga, dapat tumbuh bersama dengan IHA,” tambah Fadjar yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Homeco Living ini.
Baca juga: Ekspor RI Naik 7,72 Persen Jadi USD185,13 Miliar pada Januari-Agustus 2025
Tak hanya dalam negeri, peluang ekspor juga semakin terbuka lebar. Fadjar mencontohkan, produk food tray dan keramik buatan Indonesia sebenarnya mampu bersaing dengan produk impor, baik dari sisi kualitas maupun harga—asal mendapat panduan teknis dan desain yang tepat.
Kata Fadjar, perusahaan lokal seperti Homeco Living bahkan sudah bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk memproduksi food tray untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan bahan baku secara mandiri, menciptakan rantai pasok yang lebih efisien.
“Kalau di-guide dari kita, dari Krakatau Steel mereka mampu buat dan membuat cukup kompetitif dengan barang impor. Dengan asumsi kualitinya apple to apple produk Indonesia bisa kompetitif dengan barang impor,” tegasnya.
Diakui Fadjar, standarisasi produk masih menjadi isu dalam industri housewares. Banyak produk belum memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para pelaku industri yang ingin go global.
“Banyak produk, terutama kategori plastik dan food tray, belum memiliki SNI. Ini menyebabkan produk substandar beredar di pasar dan berpotensi membahayakan konsumen,” ujarnya.
IHA mendorong pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk memperluas penerapan SNI bagi berbagai kategori houseware.
Tujuannya, memastikan konsumen Indonesia mendapatkan produk berkualitas yang aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan pangan.
Di sisi lain, pihaknya juga mendorong sekaligus membantu para pelaku usaha kebutuhan rumah tangga ini untuk bisa memenuhi standarisasi produknya. IHA akan memberikan pendampingan strategis bagi pelaku UMKM yang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri, termasuk dalam aspek merchandising dan branding.
“Misalnya ada pabrik atau UMKM Indonesia yang mau ke China, kami bantu dalam segi branding atau merchandising. Jadi mereka tidak berjalan sendiri,” tambahnya.
Baca juga: Kesepakatan IEU-CEPA Diteken, Indonesia Perluas Akses Ekspor ke Uni Eropa
IHA telah menggandeng Chaoyu Expo, salah satu penyelenggara pameran internasional terbesar dari Tiongkok. Expo ini mempertemukan produsen dan pelaku UMKM Indonesia dengan jaringan importir, distributor, dan buyer global.
“Kolaborasi ini menjadi pintu masuk ke berbagai negara seperti Rusia, Vietnam, India, dan Tiongkok sendiri melalui jaringan pameran berskala besar,” jelasnya.
Diketahui, IHA tidak hanya diperuntukkan bagi produsen, tetapi juga menjadi wadah bagi importir, distributor, wholesaler, hingga retailer. Melalui kerja sama dengan asosiasi internasional, IHA berperan sebagai fasilitator B2B (business-to-business) yang menghubungkan pelaku industri lokal ke jaringan buyer mancanegara.
“Saat ini, kita punya anggota 20 dari distributor, retailer, hingga penyelenggara pameran. Kolaborasi ini yang akan membawa produk lokal kita menuju pasar global,” tutup Fadjar. (*)
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More