Ekonomi dan Bisnis

ICDX Bidik Transaksi Melonjak 25 Persen di 2024, Dua Komoditi Ini Mendominasi

Jakarta – Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) menargetkan pertumbuhan transaksi sebesar 25 persen pada 2024. Emas dan foreign exchange (forex) masih menjadi dua komoditi yang mendominasi transaksi di ICDX.

ICDX memasang target pertumbuhan dengan memperhitungkan perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan tantangan geopolitik serta potensi perlambatan ekonomi global. ICDX optimis pasar akan tetap tumbuh, sejalan dengan perekonomian Indonesia yang diprediksi Bank Indonesia (BI) akan tumbuh di kisaran 4,5 persen – 5,3 persen.

Baca juga: ICDX Fasilitasi Transaksi Perdana SiKA antara BSI dan UUS Maybank Indonesia 

“Untuk tahun 2024, kami proyeksikan total transaksi akan tumbuh 25 persen. Untuk itu, ke depan, ICDX telah menyiapkan berbagai agenda strategis untuk mendorong peningkatan transaksi, yaitu dengan Edukasi dan Literasi berkelanjutan, Pengembangan Produk dan tentunya juga Pengembangan Sumber Daya Manusia,” ungkap Nursalam, Direktur Utama ICDX di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023.

Optimisme ICDX juga didasari kinerja positif yang ditorehkan sepanjang 2023. Hingga November 2023, ICDX membukukan total transaksi perdagangan berjangka komoditi sebanyak 5,77 juta lot, atau meningkat 12,81 persen dibandingkan tahun 2022 sebanya 5,11 juta lot.

Dari sisi komposisi, transaksi sepanjang 2023 didominasi transaksi di sistem perdagangan alternatif (SPA), yakni sebanyak 4,25 juta lot. Jumlah itu mengalami kenaikan 2,61 persen dibandingkan pada 2022 yang sebanyak 4,14 juta lot.

Sedangkan transaksi multilateral sebanyak 1,52 juta lot, atau melonjak 56,33 persen dibandingkan total transaksi pada 2022 yang sebanyak 970,550 lot.

Emas dan forex (currency) menjadi dua komoditi yang mendominasi transaksi perdagangan di ICDX. Emas berkontribusi sebesar 53,35 persen pada transaksi multilateral sepanjang 2023. Sedangkan forex menyumbang 43,51 persen. Sedangkan di transaksi SPA, porsi emas mencapai 59,04 persen, dan forex sebanyak 25,57 persen.

Baca juga: Dorong Dekarbonisasi, ICDX Group Fasilitasi Perdagangan Perdana Renewable Energy Certificat

“Tahun depan pun emas masih akan mendominasi. Satu karena masyarakat lebih mudah memahaminya. Kedua, sekarang tuh banyak orang yang menyimpan di gold, lebih safe,” ujar Nursalam.

Nursalam menambahkan tahun depan ICDX akan memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan trasaksi multilateral. Ini menjadi upaya ICDX untuk membawa perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana hedging dan lindung nilai komoditas.

“Saat ini, ICDX memiliki produk multilateral, yaitu GOFX yang berupa kontrak Gold, Crude serta Currency. Produk multilateral ini yang ke depan terus kami kembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

5 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

7 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

7 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

14 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

16 hours ago