Ekonomi dan Bisnis

IAI: SAK Internasional Tingkatkan Reputasi RI untuk Investasi Global

Jakarta – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meluncurkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Internasional untuk mendorong peningkatan rating Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi IFRS Accounting Standards secara penuh, sejajar dengan sesama negara anggota G20 lainnya. SAK Internasional akan meningkatkan komparabilitas laporan keuangan perusahaan antar negara.

Adopsi penuh ini menjadi sebuah reputasi baik dan legitimasi atas kualitas laporan keuangan suatu negara. Lebih penting lagi, penerapan SAK Internasional ini akan meningkatkan transparansi ekosistem pelaporan keuangan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan arus investasi global. Penerapan ini juga akan menurunkan biaya modal (cost of fund) dengan membuka peluang pendanaan (fund raising) melalui pasar modal secara global.

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI, Ardan Adiperdana dalam Peluncuran SAK Internasional dan Seminar Internasional IASB Update: The Latest Developments in IFRS. Menurutnya, penerapan SAK Internasional juga menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan, khususnya bagi perusahaan yang melakukan dual listing.

“Jika OJK mengizinkan penggunaan SAK Internasional bagi emiten yang melakukan dual listing, di BEI dan bursa asing. Nantinya perusahaan yang melakukan dual listing cukup menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK Internasional untuk kebutuhan pelaporan di Indonesia maupun negara lain,” ujar Ardan dikutip 29 Mei 2023.

Anggota DPN IAI, Rosita Uli Sinaga menjelaskan, SAK Internasional merupakan kerangka kerja akuntansi yang diadopsi secara luas oleh negara-negara di seluruh dunia, dan merupakan panduan yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas bisnis. “SAK Internasional ini mengadopsi IFRS Accounting Standards yang diterbitkan oleh IASB dan bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja yang konsisten dalam melaporkan informasi keuangan kepada pengguna laporan,” tambahnya.

Peluncuran SAK Internasional ini mempertegas komitmen IAI untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam praktik akuntansi di Indonesia. Dengan adopsi SAK Internasional, diharapkan entitas bisnis di Indonesia akan menghasilkan laporan keuangan yang semakin transparan, dapat diandalkan, dan relevan bagi investor maupun pembaca laporan keuangan di tingkat global. 

Ketua DSAK IAI, Indra Wijaya mengungkapkan perbedaan antara SAK Internasional dengan SAK yang saat ini diterapkan di entitas, yakni terdapat standar IFRS Accounting Standards yang tidak diadopsi sebelumnya, seperti IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards dan IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts.

Selain itu juga terdapat standar lokal yang tidak ada pada IFRS Accounting Standard, misalnya PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak yang merupakan standar terkait Tax Amnesty, serta PSAK/ISAK Syariah yang hanya diterapkan bagi entitas syariah di Indonesia.

Ia menambahkah, tanggal efektif standar/interpretasi dalam SAK-I sama dengan tanggal efektif IFRS Accounting Standard yang terkait. Melalui pemberlakukan pilar baru SAK-I ini, status Indonesia dalam rating negara yang mengadopsi IFRS Accounting Standards diharapkan meningkat, sejajar dengan Jepang dan negara anggota G20 lain.

Adapun acara Peluncuran SAK Internasional dan Seminar Internasional ini didukung oleh International Accounting Standards Board (IASB), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Self-Regulatory Organization (SRO). Seminar internasional ini juga menghadirkan Wakil Ketua DK OJK, Mirza Adityaswara dan Presiden Direktur BEI, Iman Rachman, serta Prof. Ann Tarca dari IASB sebagai pembicara utama. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

12 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

18 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

19 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

20 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago