Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (6/1) diprediksi masih akan melemah terbatas seiring memanasnya hubungan politik AS dan Iran.
Hal tersebut seperti disampaikan Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews. Dirinya menilai pelemahan tersebut masih bersifat terbatas.
“Kekhawatiran pasar muncul saat terjadinya perang di Timur Tengah antara AS dan Iran masih bisa menjadi penekan rupiah hari ini,” kata Ariston di Jakarta, Senin 6 Januari 2020.
Sebelumnya, dunia dikagetkan dengan tewasnya Jenderal Iran Qaseem Soelamani akibat serangan AS yang memicu meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Iranpun berencana membalas serangan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Trump pun menyatakan dengan tegas di akhir pekan lalu bahwa AS akan kembali menyerang Iran apabila Iran membalas penyerangan AS tersebut.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (6/1) Kurs Rupiah berada di level Rp13.993/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (3/1) yang masih berada di level Rp13.930/US$.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, (6/1) kurs rupiah berada pada posisi Rp13.961/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp13.899/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (3/1). (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More