Jakarta – Sekretaris Jenderal Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Afifa menilai rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam membentuk holding asuransi BUMN hanya akan menunda permasalahan, dan tidak bisa menyelesaikan permasalahan.
“Kalau kita pakai ilmu kedokteran, kita tahu jika satu orang kena cancer, holdingisasi kalau menurut saya hanya memberikan morfin jadi hanya mengulur waktu tapi tidak menyembuhkan,” ujarnya pada focus group discussion Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020.
Ia menambahkan, yang dibutuhkan dalam penyehatan Asuransi Jiwasraya adalah grand plan untuk menentukan strategi penyehatan Jiwasraya secara konkret.
“Artinya kalau dalam sisi bisnis, yang kurang adalah kita tidak punya grand plan untun strateginya seperti apa. Meaning, kalau memang harus di killed, we should kill. Itu kalau di bisnis swasta begitu,” ungkap Afifa.
“(Penyelesaian) langsung ke permasalahan dan harus berani mengambil cut loss kalau dalam istilah saham,” tutupnya. (*) Bagus Kasanjanu
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More