News Update

HMS Minta Pemerintah Jangan Tambah Kepanikan soal Covid19

Jakarta – Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho meminta pemerintah agar menghentikan narasi yang menciptakan kecemasan baru di masyarakat ditengah upaya memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia.

“Saya kira, stop narasi-narasi yang membuat masyarakat confuse. Bangun optimis rakyat agar bersama-sama melawan virus mematikan ini,” ujar Hardjuno disela-sela acara Baksos di Jakarta, Senin, 4 Mei 2020.

Hal tersebut disampaikan Hardjuno terkait pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 di Istana Merdeka, yang menyebutkan bahwa belum ada kepastian kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

Kegiatan Baksos HMS Center ini digelar di beberapa titik di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Wilayah Pasar Kembang Cikini, Johar Baru, Cempaka Putih, Salemba dan Rawasari. Dalam Baksos ini, HMS Center membagikan 2500 paket Jamu Herbal Kenkona kepada warga yang terdampak Covid-19. Rencananya, setelah di Jakarta, HMS Center akan menggelar Baksos serupa di Bogor dan Banten.

Menurut Hardjuno Baksos ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang digelar HMS Center yang senantiasi berkomitmen penuh memihak kepada rakyat. Selain itu, aksi ini  merupakan bentuk dukungan HMS Center kepada pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Ini demi kemaslahatan umat. Bagi kami, adalah amanah dan kami berkomitmen penuh untuk menunaikan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya demi masyarakat Indonesia,” terangnya.

Hardjuno kembali mengingatkan pemerintah agar tidak menebar ketakutan kepada masyarakat. Sebab, narasi yang bernada confuse seperti ‘teror’ baru bagi rakyat. Menurutnya, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam menurunkan kekebalan tubuh manusia yang secara otomatis menurunkan kualitas antibodi.

“Ketika ketakutan dan kecemasan muncul maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya,” jelasnya.

Dia mengatakan, persoalan krusial saat ini bukan terletak pada hadirnya covid-19 di Indoensia, namun justru terletak pada kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyikapi kondisi bencana non alam ini. Karena itu, semestinya, pemerintah bisa membangun narasi yang membangkitkan optimisme masyarakat melawan virus ini.

Apalagi, kondisi sekarang ini, setiap orang akan rentan terkena stres atau kepanikan terkait virus corona ini. Jika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun kuat maka  maka tubuh terlindungi dari serangan virus corona ini. “Akan tetapi, kalau sistem imun tubuhnya buruk maka sangat mudah terserang berbagai penyakit,” terangnya.

Dia berharap pemerintah hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan virus corona ini.Termasuk mempersiapkan kebutuhan pokok masyarakat terdampak selama terjadinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Penuhi kebutuhan pokok mereka secara layak, agar selama PSBB mereka semua bisa patuh dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal pun menilai pemerintah belakangan mulai panik dengan masifnya penyebaran virus corona ini. Hal ini terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang kurang tepat dan kurang efektif. Misalnya, dilarang mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang di tutup hingga pemudik tidak bisa pulang kekampung halamannya.

Niat pemerintah memang baik yaitu untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, kata dia, perlu dipikirkan secara cermat dampak dari kebijakan tersebut.

“Harus dipikirkan bagaiamana nasib rakyat ketika tetap tinggal di perantauan, ada kerjaan tapi di liburkan. Lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? Tentu solusinya adalah perlu di subsidi makanan atau sembako. Dan harus dipastikan terdistribusi tepat sasaran dan transparan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D’Hiru menambahkan, Pandemi Covid-19 ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Corona virus ini termasuk jenis virus yang cukup cepat penyebarannya. Fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini.

“Jadi, jangan buat panik masyarakat. Kepanikan bisa membuat stress,” terangnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

33 mins ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

56 mins ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

1 hour ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

1 hour ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

3 hours ago

RUPS PLN Rombak Pengurus, Berikut Direksi dan Komisaris Terbarunya

Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More

4 hours ago