News Update

HK Metals Utama Bidik Produksi Aluminium 12.000 Ton

Jakarta – PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menargetkan hingga akhir tahun ini bisa meningkatkan produksi alumunium ekstrusi sebesar 12.000 ton.

Kenaikan produksi ini seiring adanya tambahan empat unit mesin baru yang perseroan miliki yang dibeli dari dana hasil Initial Public Offering (IPO) pada Oktober 2018 lalu.

“Bisnis utama kita adalah produksi alumunium, sepanjang 2018 produksi kita sebesar 6.200 ton. Kita targetkan sampai akhir tahun ini 12.000 ton dari tambahan 3 unit mesin yang sudah beroperasi, satu lagi kita berharap segera beroperasi pada bulan depan,” kata Direktur Keuangan HKMU, Pratama Girindra di Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.

Sejalan dengan peningkatan produksi, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp1,6 triliun atau melonjak dari 2018 sebesar Rp865 miliar. Sementara laba bersih hingga akhir tahun ini ditargetkan menembus Rp143 miliar dari 2018 sebesar Rp69 miliar.

Sementara aset di 2019 diharapkan mencapai Rp2,06 triliun dari Rp1,5 triliun. Ekuitas ditargetkan Rp756 miliar dari Rp621 miliar. Adapun utang Rp1,29triliun dari Rp912 miliar.

Pratama Girindra mengatakan kontribusi penjualan perseroan sebagian besar atau 52% dikontribusikan dari segmen alumunium. Artinya setara dengan 29% dari penjualan baja ringan dan sisanya bahan bangunan lainnya.

Direktur Pemasaran PT HK Metals Utama Tbk, Yudhi Sudarmanto mengatakan berdasarkan volume, ekspor 2019 ditargetkan 280 metrikton (MT) atau 28% dari total penjualan industri seperti solar panel 30 MT (3%), proyek yang mencakup risk building dan landed house 50 MT (5%) dan arsitektural atau ritel mencapai 640 MT (64%).

Selama ini, kata Yudhi, perseroan sudah melakukan ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Belanda. Saat ini perseroan juga tengah menjajaki ekspor ke Australia dan Kanada.

“Saat ini sedang proses sertifikasi DNV GL sebagai syarat ekspor ke Australia. Pihak Australia sudah datang ke sini diharapkan bisa terealisasi pada kuartal empat 2018 ke Australia,” katanya.

Sekedar informasi, HKMU didirikan pada tanggal 13 Nopember 2010. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham HK Metals Utama Tbk, yaitu PT Hyamn Sukses Abadi, dengan persentase kepemilikan sebesar 65,18%. Saham publik sebesar 31,7%.

Ruang lingkup kegiatan bisnis HKMU adalah bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan baja ringan untuk properti, konstruksi dan retail. Saat ini, HKMU memiliki 6 Anak Usaha (PT Handal Aluminium Sukses, PT Bumimas Karya Persada, PT Rasa Langgeng Wira, PT Metaltama Perkasa Jaya, PT Hakaru Metalindo Perkasa dan PT Dantool Karya Teknik) yang bergerak di bidang manufaktur dan distribusi produk selain baja ringan, diantaranya aluminium.

Pipa PVC, ACP, pipa stainless, kloset, dan peralatan rumah tangga seperti tangga, rak jemuran, engsel pintu, toren air, bak mandi, selang air, talang air, besi hollow, dan banyak produk lainnya.

Pada tanggal 28 September 2018, HKMU memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HKMU (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.021.740.000 saham. Saham IPO dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp230 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Oktober 2018. (*)

Apriyani

Recent Posts

Fintech Lending Dinilai Mampu Atasi Gap Pembiayaan UMKM

Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More

8 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

8 hours ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

10 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

10 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

10 hours ago