News Update

HIPMI : Kenaikan Harga Sudah Mencapai 20%

Jakarta – Jelang Ramadhan dan Lebaran selalu diikuti dengan lonjakan harga-harga. Hal ini menjadi fokus utama yang dibahas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rapat kordinator yang dipimpinnya langsung di Istana Negara belum lama ini. Lebih lanjut, Jokowi berpesan kepada menteri terakit untuk menjaga harga-harga agar jangan sampai terjadi lonjakan.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia juga terus memantau lonjakkan harga bahan pokok di bulan puasa. Bahlil mengatakan, pihaknya meminta anggotanya meningkatkan kapasitas produksi dan memangkas rantai pasok barang, utamanya bahan pokok.

“Kita sudah minta anggota kita untuk meningkatkan produksi dan pangkas rantai pasok yang panjang,” ujar Bahlil di Jayapura, Papua hari ini.

Dia mengatakan, anggotanya sejatinya sudah menaikkan kapasitas  produksi menjelang bulan puasa. Hanya saja, permintaan saat bulan puasa juga naik tajam. Dampaknya, antara pasokan dan permintaan tidak singkron.”Terciptalah harga semacam sekarang,” ujar Bahlil.

Dari pantauan Hipmi, kenaikkan harga barang pokok sudah mencapai 20%. Kenaikkan ini sudah memperhitungkan pengusaha menaikkan kapasitas produksinya.”Kalau enggak dinaikkan bisa lebih parah naiknya,” ujar Bahlil.

Sebab itu, jurus kedua, Bahlil meminta anggotanya agar memangkas rantai pasok bahan pokok. “Kita minta anggota pangkas rantai pasok (supply chain) yang panjang. Marginnya diserahkan ke konsumen dalam bentuk pengereman kenaikkan harga,” ujar Bahlil.

Meski demikian, diakuinya, tidak mudah melakukan pemangkasan rantai pasok bahan pokok ini. Pasalnya, jalur distribusi barang di Tanah Air sangat jauh dan panjang. Sehingga peran dari banyak distributor dan agen-agen ini sangat strategis. “Salah-salah pangkas malah barangnya enggak nyampe ke pedagang. Kita juga hati-hati,” ujar dia.

Sebab itu, Hipmi meminta bantuan pemerintah dengan menaikkan impor.”Kapasitas produksi kita yang existing bisa juga sudah mencapai puncaknya. Mau digenjot lagi tidak bisa. Jalan keluar ya impor. Ini wilayah kewenangannya pemerintah pusat,” ujar Bahlil.

Sebagaimana diketahui, sejumlah komoditas pangan utama mengalami kenaikkan harga sangat signifikan. Misalnya daging sapi, bawang merah dan gula pasir serta beras. Saat ini pemerintah sudah menerbitkan izin impor atas kebutuhan pokok tersebut. Namun, impor yang diserahkan ke sejumlah Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah tersebut belum tiba di Tanah Air. (*)

Apriyani

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

12 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

12 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

12 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

14 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

14 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

17 hours ago