Jakarta – Hingga semester pertama 2019, PT Bank Commonwealth telah membukukan angka dana kelolaan pada bisnis pengelolaan dana nasabah prioritas atau wealth management sebesar Rp30 triliun. Angka ini tumbuh bila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Namun cukup stagnan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Demikian hal tersebut seperti disampaikan oleh Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya ketika ditemui di Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019. Menurutnya, hingga akhir tahun pihaknya mampu terus menumbuhkan angka dana kelolaan tersebut.
“Dana kelolaan kita lihat tiga tahun terakhir itu Rp24 triliun tahun sekarang di Rp30 triliun. Namun untuk dibandingkan tahun lalu agak stagnan pertumbuhan single digit,” kata Ivan.
Dirinya mengungkapkan, faktor ekonomi global cukup mempengaruhi pergerakan dana kelolaan miliknya pada paruh tahun ini. Menurutnya, ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang berlanjut semakin menekan volume perdagangan dunia dan berakibat pada perlambatan ekonomi global.
“Pertumbuhan single digit karena dampak global juga dan trade war dan saya rasa banyak dana kelolaan lain tidak tumbuh,” ucap Ivan Jaya.
Walau begitu, hingga akhir tahun pihaknya masih tetap optimis dengan likuiditas yang terjaga dan perekonomian nasional yang cukup stabil. Pihaknya pun tetap menargetkan dana kelolaan tumbuh double digit hingga akhir tahun ini. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More