Keuangan

Hingga Mei 2023, Premi Sektor Asuransi Masih Alami Kontraksi 1,62%

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari hingga Mei 2023 mencapai Rp124,69 triliun atau masih terkontraksi 1,62% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, bahwa pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa turun 8,08% year on year (yoy) dengan nilai sebesar Rp71,90 triliun per Mei 2023, didorong oleh turunnya premi di lini usaha PAYDI.

“Namun demikian, akumulasi premi asuransi umum tumbuh positif 8,80% yoy dari April 2023 sebesar 12,55%, menjadi Rp52,78 triliun,” ucap Ogi dalam RDKB OJK di Jakarta, 4 Juli 2023.

Baca juga: Inilah Asuransi dan Multifinance Terbaik di Tengah Reformasi Pengawasan IKNB

Sementara itu, nilai outstanding pertumbuhan piutang pembiayaan naik menjadi 16,38% yoy pada Mei 2023 dari April 2023 15,13% menjadi sebesar Rp441,23 triliun yang didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 37,6% yoy dan 17,5% yoy.

Sedangkan dari sisi profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat naik menjadi sebesar 2,63% April 2023 2,47%, dan sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 5,43% yoy dengan nilai aset sebesar Rp355,13 triliun.

Kemudian, kinerja fintech peer to peer (P2P) lending pada Mei 2023 juga mencatatkan pertumbuhan dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 28,11% yoy dari April 2023 30,64%, menjadi sebesar Rp51,46 triliun, serta tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) naik menjadi 3,36% dari April 2023 2,82%.

Baca juga: Bos OJK: Di Tengah Ketidakpastian Global, Industri Keuangan RI Masih Aman

Adapun, permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang di atas threshold masing-masing sebesar 462,80% dan 307,07% dari April 2023 457,79% dan 311,16%, jauh di atas threshold sebesar 120%.

“Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,20 kali dari April 2023 2,17 kali, meskipun mengalami kenaikan namun jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

3 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

4 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

7 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

10 hours ago