Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga akhir Mei 2021 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah mencapai Rp219 triliun. Angka tersebut masih setara dengan 1,32% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dirinya juga menyatakan, angka defisit ini lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2020 yang mencapai Rp179,4 triliun. Angka realisasi tersebut tercatat untuk pendapatan negara telah mencapai Rp726,4 triliun atau sekitar 42,66% dari target sebesar Rp1.743,6 triliun.
“Pendapatan Negara tumbuh 9,31%, utamanya didorong oleh penerimaan perpajakan, khususnya Penerimaan Cukai dan Bea Keluar,” kata Sri Mulyani melalui video conference saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin 21 Juni 2021.
Sementara itu, untuk belanja negara tercatat lebih tinggi dari pendapatan atau senilai Rp945,7 triliun. Angka tersebut meningkat 12,05% bila dibandingkan dengan Mei 2020 yang sebesar Rp 843,9 triliun.
Lebih rinci Sri Mulyani menjelaskan, angka belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat yang terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L sebesar Rp647,6 triliun, dan realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp298 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More
Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More