Jakarta – Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, Piter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia memperkirakan, Bank Indonesia (BI) belum akan menaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate pada bulan ini karena belum terlihat lonjakan harga yang sangat besar.
“BI punya ruang yang luas untuk menaikan suku bunga, tetapi saya yakin BI akan sangat hati-hati menggunakannya,” kata Piter saat dihubungi Infobank, Jumat, 9 September 2022.
Dia mengatakan, BI hanya akan menaikan suku bunga ketika adaya lonjakan inflasi dan tekanan nilai tukar rupiah.
Namun, menurutnya, hingga akhir tahun 2022 BI akan menaikan suku bunga acuan nya, diproyeksikan tidak lebih dari 75 bps.
Bila kenaikan tersebut terjadi, maka akan memicu suku bunga deposito dan kredit perbankan yang akan berakibat pada pelemahan pertumbuhan kredit dan NPL (Non Performing Loan) berpotensi meningkat.
“Tetapi dengan masih adanya kelonggaran restrukturisasi kredit, saya perkirakan NPL masih dapat dikelola oleh perbankan,” pungkasnya. (*) Irawati
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More