Bandung – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berupaya untuk terus meningkatkan sistem keamanan layanan perbankannya. BRI akan terapkan sistem biometri guna menghindari tidak kriminal skimming dan tindakan pencurian data nasabah lainnya.
Direktur Digital Banking dan IT BRI Indra Utoyo saat diskusi media mengenai cybercrime di Bandung, Sabtu, 17 Maret 2018 menilai, bahwa sejauh ini pihak perbankan juga harus berlomba dalam memanfaatkan teknologi untuk pelayanan nasabah.
“Kita juga ke depannya bakal terapkan sistem seperti ini data protection seperti biometri misal finger print, pembaca wajah dan mata. Kita harapkan lebih kuat untuk keamanannya,” ujarnya.
Baca juga: Ini Upaya BRI Antisipasi Kejahatan Skimming
Selain itu pihaknya juga akan memanfaatkan sistem big data sebagai upaya untuk menghindari fraud sistem. Indra mengaku, peningkatan sistem teknologi BRI akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada tahun ini.
“Kita maunya yang standar independen terhadap teknologinya juga. Kita juga telah berkordinasi dengan Bank Indonesia untuk izinya dan regulator mendukung,” tambah Indra.
Seperti diketahui, BRI seakan terus mengencangkan keamanannya setelah terjadi tindak kriminal terhadap 33 rekening nasabah Bank BRI di Unit Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengalami kehilangan dana di tabungannya. Saat ini BRI telah menyelesaikan investigasi secara internal. (*)
Jakarta - Sektor perbankan Indonesia terus menunjukkan performa yang gemilang, didukung oleh fundamental yang kuat,… Read More
Jakarta - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa, 19 November 2024, pukul 9:00 WIB, Indeks… Read More
Jakarta - BNI Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (19/11)… Read More
Jakarta - Otorit Jasa Keuangan (OJK) bersiap-siap menerima limpahan pengawasan aset kripto mulai Januari 2025.… Read More
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More