News Update

Himbara Optimis Kredit 2019 Masih Diatas 6%

Jakarta – Beberapa pelaku perbankan di Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) mengaku optimis pertumbuhan kredit di sepanjang tahun 2019 akan lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara industri yang hanya 6,08%.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang juga Ketua Himbara Sunarso menyebut, saat ini tren penyaluran kredit mulai landai hal tersebut sejalan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang mulai berangsur turun menjadi 5% hingga akhir 2019.

“Kredit tahun lalu masih tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pasar karena tadi kredit industri sudah diumumikan 6,08% nah kita diatas itu,” kata Sunarso di Jakarta, Kamis 16 Januari 2020.

Tak hanya itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengaku optimis pertumbuhan penyaluran kreditnya masih berada pada kisaran 7 hingga 8%.

“Kredit tahun 2019 sepertinya rendah nih, mendekati angka pasar tapi masih diatas, tapi single digit. Di 7 hingga 8 persen sekitar segitu,” kata Baiquni.

Baiquni mengatakan, salah satu pendorong penyaluran kreditnya di tahun 2019 adalah kredit kecil menengah dan juga kredit UMKM.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat data pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada 2019 yang hanya tumbuh 6,08% (YoY). Angka tersebut tercatat lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit tahu 2018 yang mampu tumbuh sebesar 11,7%.

OJK menjelaskan secara rinci, penyaluran kredit tahun 2019 semakin tersegmentasi karena tidak hanya didominasi oleh Bank Umum Kelompok Usaha atau BUKU IV, namun bergerak hampir merata di kelompok bank lain. Adapun kredit Bank BUKU IV tumbuh 7,84% pada 2019 turun dari catatat 2018 sebesar 12,26%.

Sedangkan BUKU III tumbuh 2,42% turun dari 12,32%, BUKU II tumbuh 8,38% turun dari 8,81% dan BUKU I tumbuh 6,37% naik dari 2018 sebesar 2,32%.

Pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan relatif rendah sebesar sebesar 2,5% atau naik tipis bila dibandingkan tahun 2018 sebesar 2,4%. atau net 1,2% bila dibandingkan 2018 sebesar 1,0%.

Sementara Capital Adequacy Ratio (CAR)
perbankan cukup tinggi mencapai 23,3%, likuiditas yang memadai dengan LDR 93,6% dimana akhir 2018 sebesar 94,0%. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Fungsi Intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) Moncer di Triwulan III 2024

Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More

39 mins ago

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

1 hour ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

1 hour ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

1 hour ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

2 hours ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

3 hours ago