Muliaman berpendapat, hal tersebut terlalu dini untuk disimpulkan. Pasalnya sejauh ini Donald Trump sama sekali belum melakukan aktivitasnya sebagai Presiden. “Kita akan melihat lebih dekat lagi nanti, Karena kita terlalu cepat kalau menilai hal itu,” jelas Muliaman.
Seperti diketahui, kekhawatiran masyarakat dunia sangat besar jika Donald Trump jadi Presiden AS. Hal tersebut bisa dilihat saat perhitungan suara. Ketika posisi Donald Trump unggul dari lawannya, bursa global ambruk, tak terkecuali Indonesia.
Kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 56,36 poin atau 1,03% ke level 5.414,32.
(Baca juga : Hasil Pilpres AS, Ini Tanggapan Mantan Kepala BKPM)
Unggulnya Donald Trump atas Hillary Clinton cukup memberikan sentimen negatif terhadap bursa saham di dunia dan Asia termasuk Indonesia. Pasalnya Trump dinilai banyak tidak disukai kalangan pelaku pasar keuangan. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More