Jakarta – Sejumlah bukti terbaru menunjukkan hancurnnya bendungan Nova Kakhovka di Kherson, padaSelasa (6/6/2023) ditenggarai merupakan hasil dari ledakan yang dipicu oleh Rusia.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan para insinyur dan pakar bahan peledak, mereka menemukan bukti yang menunjukkan adanyan bahan peledak di lorong yang melewati dasar beton bendungan sengaja diledakkan.
“Bukti jelas menunjukkan bendungan itu lumpuh akibat ledakan yang dipicu oleh pihak yang mengendalikannya yakni Rusia,” kata New York Time, dikutip, Senin 19 Juni 2023.
Baca juga: AS Ketar-Ketir Manuver Diplomasi Iran di Dunia
Adapun, tim ahli hukum internasional yang turut membantu jaksa Ukraina dalam penyelidikan mengatakan, temuan awal pada Jumat (16/6) sangat mungkin keruntuhan di wilayah Kherson disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam Rusia.
Lebih lanjut, para insinyur mengungkapkan hanya pemeriksaan menyeluruh terhadap bendungan setelah air mengalir darinya yang dapat menentukan urutan kejadian yang mengarah pada kehancuran.
“Erosi dari air yang mengalir melalui gerbang bisa menyebabkan kegagalan jika bendungan itu dirancang dengan buruk, atau betonnya di bawah standar, tetapi para insinyur menyebut itu tidak mungkin,” demikian pernyataan surat kabar tersebut.
Diketahui, meledak bendungan Nova Kakhovka turut memicu banjir bandang di sejumlah kawasan di Kherson, pada Selasa (6/6/2023). Volume air yang meledak dari bendungan itu sangat besar, bahkan setara dengan Great Salt Lake atau Danau Garam Raksasa di Utah.
The Times mengutip para insinyur yang mengatakan hanya pemeriksaan menyeluruh terhadap bendungan setelah air mengalir darinya yang dapat menentukan urutan kejadian yang mengarah pada kehancuran.
“Erosi dari air yang mengalir melalui gerbang bisa menyebabkan kegagalan jika bendungan itu dirancang dengan buruk, atau betonnya di bawah standar, tetapi para insinyur menyebut itu tidak mungkin,” kata surat kabar itu
Ukraina menyebut Rusia menjadi dalang dibalik meledaknya bendungan ini yang bisa memicu bencana lingkungan. Di mana, pasukan Rusia sengaja melakukan sabotase untuk menghancurkan dam tersebut.
“Ledakan bisa memicu bencana lingkungan buatan manusia terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip Associated Press, Rabu, 7 Juni 2023.
Baca juga: Rusia Sebut Tak Ada ‘Diskon Khusus’ Penjualan Minyak ke Pakistan
Zelensky menegaskan akan menyeret Rusia ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag setelah diduga meledakkan tersebut.
“Kami akan mengajukan permintaan ke staf Pengadilan Kriminal Internasional,” tegasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) terus mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan kesehatan… Read More
Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More
Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More
Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More