Jakarta – Gejolak harga minyak harus diakui turut mempengarugi ekonomi global. Namun kali ini, eksportir besar minyak mentah akan bergembira mendengar kabar bahwa harga minyak WTI mencapai level tertinggi 10 bulan di atas level US$50, atau tepatnya sekitar $US50.85. Hal ini menumbuhkan optimisme baru di global.
Jameel Ahmad, Chief Market Analyst FXTM mengungkapkan, ada sejumlah alasan yang mungkin menjelaskan mengapa investor ingin membuka posisi beli, antara lain potensi gangguan pasokan di Nigeria, ekspektasi peningkatan permintaan global, dan melemahnya USD.
Seluruh faktor ini, lanjutnya, memberi platform untuk peningkatan harga minyak. “Kita juga perlu mengetahui bahwa prospek pertengahan tahun kedua 2016 dari sejumlah institusi terkemuka mengatakan bahwa persediaan minyak mentah global akan mengalami penurunan tajam sehingga dalam jangka waktu menengah harga minyak mungkin semakin menguat” ujarnya.
Jameel meyakini, walaupun oversuplai minyak di dunia masih terus menciptakan bias negatif terhadap pasar minyak, penutupan mingguan di atas US$51 pada akhir pekan perdagangan ini dapat membuka jalan menuju peningkatan harga minyak lebih lanjut.(*)
Jakarta - Sejak diluncurkan 9 November 2024, aplikasi super apps BYOND PT Bank Syariah Indonesia… Read More
Jakarta – Kadin Indonesia mengapresiasi keputusan pemerintah terkait pengenaan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengangkat M. Ashidiq Iswara sebagai sekretaris perusahaan (corporate… Read More
Jakarta - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan… Read More
Jakarta - Mulai 2025, pemerintah memberikan layanan pemeriksaan kesehatan atau medical check-up gratis untuk masyarakat… Read More
Jakarta – Tim penyidik dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) gagal menahan Presiden Korea… Read More