Jakarta–Harga minyak dunia yang anjlok hari ini (10/2) akan membawa tekanan pelemahan ke Rupiah, yang saat ini masih menikmati tren penguatannya, meski sentimen pelemahan dollar index akan membatasi pelemahan yang terlalu drastis.
Kendati demikian, menurut Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam jangka menengah penguatan Rupiah terhadap Dolar AS akan lebih terbuka lebar, dengan catatan harga minyak mentah dunia tidak mengalami penurunan lebih dalam.
“Rupiah masih mampu ditutup menguat setelah sempat melemah di pembukaan sejalan dengan mayoritas pelemahan kurs di Asia terhadap Dolar AS,” ujar Rangga dalam risetnya di Jakarta, Rabu, 10 Februari 2016.
Selain bercermin dari harga minyak mentah dunia, kata dia, faktor positif dari domestik diperkirakan juga masih menjadi alasan bagi performa laju rupiah yang lebih baik di kawasan Asia Tenggara.
“Angka penjualan mobil dan motor di Januari 2016 ditunggu antara Minggu ini hingga Minggu depan. Itu bisa menjadi petunjuk tambahan mengenai prospek laju perekonomian di kuartal I 2016,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More