Jakarta – Saham global semakin tergelincir pekan ini pasca merosotnya harga minyak. Sementara, saham Asia memulai perdagangan hari Rabu dengan tidak menggembirakan.
Riset Forextime menyebutkan,sebagian besar saham anjlok ke level terendah dalam enam pekan karena pasar semakin pesimis akan keefektifan upaya bank-bank sentral besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasar Eropa juga terbebani oleh ketidakpastian langkah Fed di 2016 dan Wall Street memasuki teritori bearish karena ketidakpastian ini membuat investor menghindari aset berisiko.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM menguraikan, pasar modal selama ini jelas terbantu oleh harapan intervensi bank sentral dalam mengatasi gejolak finansial, dan peningkatan spekulatif harga minyak memperbaiki sentimen risiko untuk sementara saja. Menurutnya, pasar masih mengkhawatirkan kondisi ekonomi global dan ketidakpastian semakin tinggi menjelang pemilu AS. Karena itu, tambahnya, tren berpotensi menjadi bearish.
“Karena bank sentral sangat berhati-hati dalam mengambil langkah saat ini, kegelisahan pasar pun meningkat dan pemicu tak terduga bisa saja mengakibatkan aksi jual besar-besaran di pasar modal” imbuhnya.(*)
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More