Ilustrasi: Anjungan migas. (Foto: istimewa)
Jakarta – Harga minyak mentah WTI meningkat pada Rabu melampaui level resistance di US$51.50 setelah pemerintah melaporkan penurunan persediaan domestik yang besarnya di luar ekspektasi. Kondisi ini mengikis sedikit kekhawatiran seputar oversuplai.
Analis FXTM, Jameel Ahmad menilai, peningkatan harga minyak mentah WTI yang tajam ini diperkuat dengan dollar yang sedikit melemah sehingga menjadi dasar tambahan bagi investor bullish untuk mengadakan aksi beli. Sentimen jangka pendek terhadap komoditas ini perlahan berubah menjadi bullish karena peningkatan optimisme pemotongan produksi OPEC di rapat bulan November.
Jameel mengatakan, apabila pola penurunan persediaan dan peningkatan harapan pemotongan level produksi ini bertahan, maka minyak dapat menikmati reli bullish menjelang rapat OPEC pada 30 November 2016 mendatang.
“Pertanyaan yang masih berkecamuk adalah apakah OPEC benar-benar akan melaksanakan pemotongan level produksi mengingat OPEC telah berulang kali mengecewakan pasar?” tanya Jameel.(*) (Baca juga : Nilai Tukar Poundsterling Melemah, Penjualan Ritel Turun)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More