Jakarta–Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (21/6) diprediksi masih akan mengalami tekanan, menyusul rupiah yang melemah tipis terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, di Jakarta, Rabu, 21 Juni 2017. Menurutnya, rupiah yang mengalami pelemahan ini mengikuti sentimen penguatan Dolar AS yang merata di pasar Asia. “Rupiah diperkirakan masih tertekan oleh dolar yang kuat untuk sementara,” ujarnya.
Selain itu, turunnya yield global juga membuat minat terhadap Surat Utang Negara (SUN) masih tinggi, sehingga menyediakan likuiditas dolar yang dibawa oleh investor asing. Kondisi ini juga telah memberikan sentimen bagi Dolar AS untuk menguat terhadap kurs di negara Asia.
“Dolar masih melanjutkan penguatan walaupun Current Account Deficit (CAD) AS kembali melebar. Harga minyak yang konsisten anjlok, diduga menjadi penopang utama dolar,” ucap Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More