Jakarta – Menguatnya nilai tukar dolar Amerika membuat harga emas menjadi volatil. Volatilitas harga emas kian tinggi sejalan dengan semakin besarnya ketidakpastian menjelang pilpres AS yang memicu kegelisahan investor.
Harga logam mulia ini merosot tajam di hari Senin menuju US$1285 setelah FBI membebaskan Hillary Clinton dari tuduhan kriminal terkait server email pribadi. “Semakin jelas bahwa pasar finansial lebih condong pada kemenangan Hillary Clinton” ujar Lukman Otunuga, Reseacrh Analyst FXTM.
Harga emas dapat semakin tergelincir apabila optimisme semakin besar bahwa Clinton akan terpilih sebagai Presiden AS berikutnya. Saat laporan ini dituliskan, harga sangat sensitif dan dapat terombang-ambing tajam sesuai rilis berita terbaru mengenai Pilpres AS.
Lukman memperkirakan, dari sudut pandang teknikal, apabila terjadi breakdown di bawah level psikologis US$1285, maka harga dapat bergerak ke US$1270.(*) (Baca juga : USD Bullish, Pound Masih Tertekan)
Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More
Jakarta – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) terus mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan kesehatan… Read More
Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More
Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More