Ilustrasi: Emas batangan. (Foto: istimewa)
Jakarta – Menguatnya nilai tukar dolar Amerika membuat harga emas menjadi volatil. Volatilitas harga emas kian tinggi sejalan dengan semakin besarnya ketidakpastian menjelang pilpres AS yang memicu kegelisahan investor.
Harga logam mulia ini merosot tajam di hari Senin menuju US$1285 setelah FBI membebaskan Hillary Clinton dari tuduhan kriminal terkait server email pribadi. “Semakin jelas bahwa pasar finansial lebih condong pada kemenangan Hillary Clinton” ujar Lukman Otunuga, Reseacrh Analyst FXTM.
Harga emas dapat semakin tergelincir apabila optimisme semakin besar bahwa Clinton akan terpilih sebagai Presiden AS berikutnya. Saat laporan ini dituliskan, harga sangat sensitif dan dapat terombang-ambing tajam sesuai rilis berita terbaru mengenai Pilpres AS.
Lukman memperkirakan, dari sudut pandang teknikal, apabila terjadi breakdown di bawah level psikologis US$1285, maka harga dapat bergerak ke US$1270.(*) (Baca juga : USD Bullish, Pound Masih Tertekan)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More