Jakarta – Harga CPO kembali pulih dari level rendahnya hari Jumat lalu, berkat performa harga minyak mentah yang apik dan koreksi pada nilai tukar ringgit Malaysia.
Kenaikan harga minyak mentah berkat penutupan salah satu jalur pipa pengiriman dari Kanada menuju Amerika Serikat yang memberikan imbas positif bagi harga CPO.
Di sisi lain kenaikan harga minyak kedelai pada Dalian Commodity Exchange di China juta turut memberikan dorongan naik.
Mengutip riset Monex Investindo Futures, Senin, 27 November 2017, Ringgit Malaysia terpantau melemah sebesar 0.3% ke level 4.1155 pada hari Jumat malam, menjauh
dari level terkuat dalam lebih dari setahun pada sesi sebelumnya.
“Malaysia kini tengah berusaha untuk menentang resoluni Uni Eropa terkait CPO yang dinilai diskriminatif,” ujar tim riset Monex.
Uni Eropa sendiri merupakan importir terbesar CPO Malaysia setelah India, mencapai 1.26 juta ton tahun lalu.
Pasar akan menantikan rilis data ekspor CPO Malaysia periode 1-30 November oleh Intertek Testing Services dan Societe Generale Surveillance pada tanggal 30 November nanti.
“Secara teknikal harga CPO sedang mencoba pulih kembali ke atas level 2,575 ringgit per ton. Penembusan ke atas level tersebut dapat melanjutkan pemulihan naik ke level 2,670. Sementara itu, support kuat ada pada level 2,500, hanya break ke bawah area ini yang dapat melanjutkan outlook
bearish menuju 2,430 dalam waktu dekat,” jelas tim riset Monex. (*)
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More