Pasar Modal

Harga Bitcoin Bertahan di Level USD59.000 Pekan Ini, Ini Penyebabnya

Jakarta – Bitcoin (BTC) kembali mengalami pemulihan pada perdagangan Senin (12/8) yang mencapai level USD60.700. Kenaikan tersebut terjadi setelah tren penurunan selama akhir pekan, di mana volatilitas beberapa hari terakhir mencerminkan sentimen pasar kripto yang masih sensitif setelah mengalami koreksi besar dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, perdagangan kemarin (13/8) pada pukul 08:00 WIB Bitcoin bergerak di level USD59.800 setelah sempat diperdagangkan mendekati level support di USD57.000 pada Senin.

“Pekan ini, Bitcoin sedang berjuang untuk bertahan di atas USD59.000 untuk kembali menguji MA-50 di sekitar USD61.750. Namun, jika mengalami penolakan di area resistance USD60.000, maka BTC potensi kembali melemah ke sekitar support USD57.000,” ucap Panji dalam keterangan resmi di Jakarta, 14 Agustus 2024.

Baca juga : Bitcoin Turun ke Level USD50.000, Ini Sederet Pemicunya

Panji menambahkan, pada pekan ini, pasar aset kripto diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi penting, jelang rilis laporan Indeks Harga Produsen (PPI) bulan Juli.

PPI secara bulanan diprediksi menjadi 0,2 persen mom di bulan Juli sama dengan periode Juni lalu. Sedangkan secara tahunan, angka PPI Juli diprediksi menjadi 2,30 persen yoy, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya di 2,60 persen yoy.

Adapun, laporan Indeks harga konsumen (CPI) untuk bulan Juli akan dirilis pada hari ini dan akan memberikan gambaran yang lebih luas tentang tekanan inflasi. 

Baca juga : Bitcoin Berhasil Sentuh USD70.000 di Tengah Pasar Nantikan Hasil FOMC

CPI secara bulanan diperkirakan akan naik 0,2 persen mom setelah mengalami penurunan 0,1 persen mom di bulan Juni. Namun, diprediksi tidak berubah sebesar 3 persen yoy yaitu sama dengan periode sebelumnya.

“Data inflasi pekan ini menjadi penentu kebijakan Federal Reserve selanjutnya, yang bisa berdampak signifikan pada dinamika pasar Bitcoin. Konferensi tahunan Jackson Hole yang diadakan oleh Federal Reserve Bank of Kansas City pada 22-24 Agustus juga menjadi fokus, di mana pidato Jerome Powell diprediksi akan memberikan sinyal penting mengenai arah kebijakan moneter di masa depan, yang akan sangat mempengaruhi volatilitas Bitcoin,” pungkasnya. (*)

Editor : Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

PHE OSES Resmi Salurkan Gas Bumi Ke PLTGU Cilegon

Jakarta -  PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More

1 hour ago

Transformasi Aset, PLN Integrasikan Tata Kelola Arsip dan Dokumen Digital

Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More

2 hours ago

Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Dukung Peningkatan Kinerja Keselamatan

Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More

3 hours ago

Jumlah Peserta Regulatory Sandbox Menurun, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More

6 hours ago

OJK Siap Dukung Target Ekonomi 8 Persen, Begini Upayanya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More

10 hours ago

BPKH Ajak Pemuda Gunakan DP Haji sebagai Mahar Pernikahan

Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More

11 hours ago