Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memprediksi hardening market di pasar reasuransi global masih akan terus berlanjut di tahun ini. Hal tersebut seperti dikatakan Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset, Trinita Situmeang, usai konferensi pers AAUI, di Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023.
“Rasanya tahun ini kita masih akan ada di mode hardening. Karena kita tidak terlepas dari pengaruh regional market, tidak bisa dipisahkan. Karena ekosistem asuransi saling terkait, baik dari industri penunjang maupun perusahaan asuransi dengan pihak-pihak dari luar,” ujarnya.
Sebagai informasi, hardening market merupakan kondisi ketika industri asuransi dan reasuransi global mencatatkan kenaikan klaim signifikan sehingga mempengaruhi profitabilitas. Kondisi tersebut sempat dialami industri asuransi di Eropa selama pandemi. Sebagai responnya, perusahaan reasuransi global menaikan harga terms and condition untuk menjaga kestabilan perusahaan.
Baca juga: Kuartal I-2023, AAUI Catat Premi Asuransi Umum Tumbuh 16,4%
Trinita mengatakan, mau tidak mau perusahaan asuransi dan reasuransi juga harus melakukan penyesuaian dalam hal kebijakan underwriting, kebijakan marketing, kebijakan produk, serta risk management.
“Kan hardening itu adalah mengenai supply kemudian terms and condition, jadi ada beberapa aspek di sana yang harus diperhatikan baik dari perusahaan asuransi maupun reasuransi. Termasuk penyesuaian harga premi, karena hardening itu reflecting adanya risk adjustment,” terang Trinita. (*) Bagus Kasanjanu
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More