Jakarta – Empat bulan lagi, Indonesia akan menyambut pesta demokrasi Pemilihan Umum 2024. Ada dua agenda digelar bersamaan, yakni Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) untuk periode 2024-2029. Kondisi ini diprediksi bakal membuat iklim politik kian panas, lantas bagaimana dengan dampaknya terhadap perekonomian nasional?
Direktur Bisnis Hana Bank, Geoffry Nugraha, mengatakan tahun 2024 dari sisi pemulihan ekonomi global, Indonesia sudah siap memasuki tahun politik. Bertepatan dengan itu, kepemimpinan beberapa pemerintah daerah maupun pusat sudah berakhir, sehingga bersiap untuk menuju Pemilu serentak di Tanah Air.
“Tahun politik seperti diakui Geoffry, akan diwarnai dengan banyak ketidakpastian, terutama dari sudut pandang ekonomi,” ujar Geoffry dalam Hana Bank Economic Outlook 2024, 26 Oktober 2023.
Baca juga: Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di Kuartal III 2023, Ini Penopangnya
Dia melanjutkan, Hana Bank Economic Outlook 2024 merupakan langkah penting bagi perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat berbagai tantangan perekonomian global di masa depan sebagai peluang yang baik.
“Hana Bank Economic Outlook 2024 merupakan kali ketiga belas diselenggarakan oleh Hana Bank, terhitung sejak tahun 2010,” katanya.
Dibagi Dua Sesi
Hana Bank Economic Outlook 2024 konsisten diselenggarakan Hana Bank sejak 2010, yang dibagi dua sesi. Pertama adalah Sesi Indonesia mengangkat tema “Economic Growth Projection, Beyond The Election” dihadiri oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Widjaya dan Chief Economist Trimegah Securities Fakhrul Fulvian memberikan pemaparan tentang proyeksi politik dan ekonomi tahun 2024.
Kemudian, pada sesi kedua atau Korean session, hadir dari Departemen Riset Hana Financial Group yaitu Oh Hyun Hee dan Son Jung Lak yang memberikan materi presentasi tentang Kondisi Perekonomian Indonesia-Global dan Pasar Real Estate Indonesia. Kemudian, dilanjutkan presentasi dari Hana Bank Asset Management Consulting Center Lee Hwan Joo dan Yoo Young Dong tentang Perpajakan dan Strategi Investasi Keuangan.
Yunarto Wijaya mengungkapkan bahwa Pemilu 2024 akan diwarnai persaingan yang lebih ketat dan unpredictable dibandingkan 2019, mengingat incumbent tidak bisa maju kembali. Akan tetapi polarisasi berbasis SARA cenderung lebih bisa ditanggulangi dibanding pemilu sebelumnya.
Baca juga: UOB Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen di 2024
“Di sisi lain ada hal positif bahwa tahun Pemilu kali ini akan mendorong konsumsi lebih besar mengingat bukan hanya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang akan dilaksanakan di bulan Februari, akan tetapi juga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di bulan September 2024,” ujarnya.
Sementara itu, Fakhrul Fulvian menyatakan berbagai tantangan yang muncul menjelang akhir tahun 2023 dan 2024, terutama dari terus meningkatnya suku bunga global. Sedangkan perekonomian dalam negeri akan ditentukan oleh penerapan kebijakan tersebut.
“Pemilu dan kelanjutan reformasi struktural. Kita harus menjaga optimisme, namun tetap waspada terhadap tantangan yang mungkin terjadi,” pungkas Fakhrul. (*)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More