Nasional

Hampir Setahun Berjalan, INDEF Harap Danantara Bisa Segera Jadi Penggerak Ekonomi

Poin Penting

  • INDEF menilai dampak Danantara belum terlihat setelah delapan bulan beroperasi sejak diresmikan pada Februari 2025.
  • Danantara diharapkan jadi penggerak ekonomi nasional, dengan fokus pada dampak makro dan pertumbuhan ekonomi domestik hingga 8%.
  • INDEF tekankan pentingnya transparansi dan tata kelola sesuai Santiago Principles agar Danantara dipercaya publik dan efektif sebagai sovereign wealth fund.

Jakarta – Pada Februari 2025 lalu, pemerintah meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini dibentuk untuk mengelola, mengonsolidasi, dan mengoptimalkan investasi pemerintah.

Namun, setelah delapan bulan berjalan, dampak signiifikan dari keberadaan Danantara dinilai belum terlihat. Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) berharap Danantara dapat segera menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto menilai penting untuk memastikan bahwa kinerja Danantara memberikan dampak terhadap ekonomi makro, khususnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik yang ditargetkan mencapai 8 persen.

“Ke depan, harus benar-benar dipastikan bahwa Danantara ini kehadirannya itu memang mengakselerasi ekonomi,” ungkap Eko dalam Diskusi Publik INDEF bertajuk “Evaluasi 1 Tahun Prabowo-Gibran di Bidang Ekonomi”, Kamis, 23 Oktober 2025.

Baca juga: BEI Tanggapi Bos Danantara soal Potensi RNTH Pasar Modal Capai USD8 Miliar

Eko juga menegaskan bahwa Danantara tidak boleh berperan sebagai pengganti perusahaan swasta, karena hal itu tidak akan menambah arus permodalan baru bagi investasi.

Menurutnya, Danantara harus tetap berfungsi sesuai jati dirinya sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang berperan memperkuat perekonomian nasional.

Selain itu, Danantara perlu memperhatikan arus dana masuk dan ke luar negeri. Investasi ke luar negeri, kata Eko, dapat berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.

“Kemudian, kata-kata dengan sentimen negatif seperti ‘korupsi’ juga sering kali muncul untuk Danantara. Sehingga, transparansi itu jadi kata kunci untuk pengelolaan Danantara ke depan,” lanjut Eko.

Baca juga: INDEF Ingatkan Program MBG Bukan untuk Genjot Ekonomi

Ke depan, INDEF berharap Danantara menerapkan tata kelola yang tertulis di Santiago Principles, yaitu pedoman internasional yang harus diikuti oleh SWF untuk menjaga stabilitas sistem keuangan global, mengelola risiko, memperkuat regulasi, dan struktur tata kelola yang baik. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

10 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

11 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago