News Update

Hadapi Pengetatan Likuiditas, Mandiri Syariah Siapkan Strategi

Jakarta — PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) membenarkan bahwa pada saat ini tren pengetatan likuiditas tengah berlangsung dalam industri perbankan nasional. Hal tersebut tercermin dalam angka perhitungan RIM (rasio intermediasi makroprudensial) milik Mandiri Syariah dimana likuiditas berada di level 80%.

Direktur Keuangan Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menyebutkan, angka RIM yang mencapai 80% baru terjadi pada tahun ini, dimana sebelumnya angka likuditas masih dibawah 80%. Adepun menyebut angka terebut dapat terus meningkat hingga 85% hingga 2019 mendatang.

“RIM akan ada kenaikan 83% hingga 85% namun selama tahun tahun kemarin ini Mandiri Syariah dibawah 80% terus dan tahun depan diperkirakan akan sedikit naik, sejalan dengan ekspansi pembiayaan,” jelas Ade di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 29 November 2018.

Walau begitu, Ade mengaku telah menyiapkan strategi khusus guna menghadapi pengetatan tersebut. Salah satu strategi tersebut ialah dengan meningkatkan tingkat transnational banking. Strategi tersebut didukung oleh pembaruan sistem layanan digital banking miliknya.

Baca juga: Mandiri Syariah Bidik Pertumbuhan Pembiayaan 12%

“Kita sudah antisipasi juga, sekarang mobile banking kita refresh dan digital banking baru untuk meningkatkan CASA, tabungan dan minat masyarakat untuk perbankan syariah luar biasa,” kata Ade.

Dengan strategi tersebut menurutnya komposisi dana murah atau current account and saving account (CASA) perseroan diharapkan dapat meningkat ke level 55% pada tahun depan.

LDR sendiri menjadi parameter untuk melihat ketersediaan dana (likuiditas) bank untuk memenuhi penyaluran kreditnya. Berdasarkan Peraturan No. 17/11/PBI/2015, mengatur bahwa batas bawah LDR, yang kemudian berubah menjadi LFR sebesar 78 persen sedangkan batas atasnya ditetapkan sebesar 92 persen.

Sebagai informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah merilis data pada September 2018, dimana kredit perbankan sudah tumbuh 12,96%. Sementara DPK hanya tumbuh 6,6%. Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) menyentuh 94%. (*)

Suheriadi

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

9 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

10 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

10 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

10 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

11 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

12 hours ago