Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ruang penurunan suku bunga acuan ditengah pandemi virus corona (COVID19) masih terbuka lebar guna memitigasi dampak pelemahan ekonomi.
Hal tersebut disampaikannya saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi XI DPR RI. Perry menyebut, hingga tahun ini saja pihaknya telah menurunkan bunga acuan dua kali hingga mencapai 4,50% pada periode Maret 2020.
“Kami menyadari, meskipun penurunan suku bunga masih terbuka, tentu saja BI akan tetap prudent, sejalan juga menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan juga masih tingginya ketidakpastian keuangan global,” jelas Perry di Jakarta, Senin 6 April 2020.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan intensitas di pasar untuk stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi baik di spot, domestic non deliverable forward (DNDF), maupun pembelian surat berharga negar (SBN) dari pasar sekunder, khususnya pada periode capital outflows.
“Selama 2020 saja, BI telah membeli SBN Rp166 triliun dari pasar sekunder,” tambah Perry.
Meskipun begitu, Perry menyebut jumlah cadangan devisa saat ini lebih dari cukup meskipun mengalami penurunan. Cadangan devisa masih cukup untuk memenuhi kebutuhan impor, pembayaran utang pemerintah dan stabilisasi rupiah. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Teknologi artificial intelligence (AI) bisa dibilang sudah menjadi teknologi yang umum digunakan saat… Read More
Jakarta – Fenomena ‘makan tabungan’ alias mantab masih membayangi warga kelas menengah di Tanah Air.… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat pertumbuhan 14 persen pengguna mobile banking atau 2 juta pengguna… Read More
Jakarta - Penggunaan artificial intelligence (AI) membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Proses yang sebelumnya harus… Read More
Jakarta - Dalam dunia investasi terdapat beberapa pilihan instrumen yang dapat dipilih oleh para investor… Read More
Jakarta- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pendampingan usaha… Read More