Analisis

Hadapi Ancaman Resesi 2023, Tiga Kunci Ini Jadi Penentu

Jakarta – International Monetary Fund (IMF) menyampaikan akan ada sepertiga negara-negara dunia yang masuk jurang resesi di tahun ini. Prediksi dari IMF tersebut tentunya membuat pemerintahan dari banyak negara menyiapkan sejumlah strategi untuk melindungi perekonomiannya dari resesi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kemudian mengungkapkan ada tiga faktor kunci untuk menghadapi ancaman resesi di tahun ini.

“Sering-seringlah KIS dan lakukan KIS terus. Apa itu KIS, yang pertama adalah konsisten apa yang kita percaya. Anda semua punya strategic plan, visi dan misi, program kerja. Setiap bankir akan memajukan perbankannya. Konsisten saja. Kalau memang ada turbulensi, never give up. Kadang di bawah ada masalah, tiba-tiba ombak gede. Tapi never give up, konsisten, lanjutkan yang kita rencanakan, yang telah dipercaya,” ucap Perry saat mengisi sesi executive lecture dalam acara “Starting Year Forum 2023: Bauran Kebijakan Bank Indonesia di Tengah Turbulensi Ekonomi Global” yang diadakan oleh Infobank bekerja sama dengan IBI, Bank Indonesia, ISEI, dan MRI serta satu rangkaian dengan acara Infobank 6th Satisfaction, Loyalty, Engagement 2023 and Corporate Reputation, di Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023.

Menurutnya, konsistensi adalah faktor pertama keberhasilan dalam mengelola ekonomi nasional agar terhindar dari krisis. Kebijakan yang sudah diambil perlu diterapkan hingga selesai agar hasilnya dapat benar-benar terlihat di akhir.

“Kedua, be innovative. Kalau mentok, kira-kira terobosan apa yang perlu dilakukan. Harus kreatif kalau kebijakannya tidak bisa dilakukan secara konsisten. Kalau perusahaan terkena turbulensi global, lakukan terobosan. Kalau give up matikan perusahaan, ya selesai. Tapi bila masih bisa dicari solusinya, maka upayakan cari solusi. Be creative,” tambah Perry.

Lalu ketiga atau unsur KIS yang terakhir yakni sinergi. Ia jelaskan bahwa sinergi memainkan peran vital dalam menghindarkan perekonomian nasional dari resesi. Ia sempat menceritakan bagaimana sinergi yang ia lakukan dengan institusi lainnya dapat menyelamatkan ekonomi makro dan mikro nasional.

“Tetap konsisten, tapi kita bikin terobosan dan sinergi. Yuk pak menteri bu menteri kita godok bareng yuk. Alhamdulillah inflasi kita tidak setinggi seperti di Eropa atau di Amerika ataupun di negara lainnya. Sinergi, kita tidak bisa walk alone,” ucapnya.

“Misalnya sinergi kita dengan menteri keuangan. Bu menteri juga kan berikan subsidi. Kita berikan subsidi. Kalau tidak ada subsidi, inflasinya mungkin bisa 15%. Ya kalau begitu suku bunga makin naik terus, ya kalian semua megap-megap. Makanya ada subsidi,” terangnya lagi. Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

10 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

12 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

12 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

21 hours ago