News Update

GreyEnergy, Malware Baru Ancam Perusahaan Energi

Jakarta – Sebuah malware yang merupakan suksesor grup APT BlackEnergy dan dinamakan GreyEnergy menjadi ancaman besar bagi perusahaan energi dan sektor penting lain baru saja ditemukan oleh para peneliti ESET Malware ini terdeteksi dirancang untuk mengeksploitasi ICS/SCADA.

Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) adalah sebuah Industrial Control System (ICS) yang merupakan arsitektur sistem yang menggunakan komputer, komunikasi data berjaringan yang biasanya digunakan pada pabrik, industri, infrastruktur dan sistem layanan.

ICS/SCADA tidak luput juga dari serangan siber. Jika melihat kembali pada tahun 2015, saat itu pembangkit listrik Ukraina mendapat serangan malware BlackEnergy yang mematikan listrik negara tersebut selama enam jam. Diikuti oleh Industroyer di tahun 2016 yang menyebabkan kegelapan selama satu jam. Dua peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Industrial Control System/SCADA dapat dieksploitasi untuk kejahatan siber.

Setelah serangan terhadap infrastruktur penting di Ukraina, usai pemadaman 2015, kelompok tersebut tampaknya telah berhenti aktif menggunakan BlackEnergy dan berevolusi menjadi TeleBots. TeleBots terkenal sebagai penyebab penyebaran wabah global NotPetya, malware penghapus disk yang mengganggu operasi bisnis global pada tahun 2017 dan menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Peneliti ESET baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa TeleBots juga terhubung ke Industroyer, malware modern paling kuat yang mengeksploitasi Industrial Control System dan menjadi dalang di belakang pemadaman listrik kedua di ibukota Ukraina, Kiev, pada tahun 2016.

GreyEnergy muncul bersama Telebots, namun aktivitasnya tidak terbatas hanya di Ukraina, ia dibangun untuk sasaran yang lebih luas dan bergerak di bawah radar. Hasil analisis ESET menemukan bahwa malware ini memiliki berbagai modul yang digunakan untuk tujuan spionase dan pengintaian, termasuk: backdoor, mencuri file, mengambil screenshot, keylogging, kata sandi, dan pencurian kredensial, banyak lagi.

“GreyEnergy merupakan ancaman nyata dari bentuk dan tujuan baru sebuah malware. Targeted Attack seperti ini diprediksi akan berkembang, seiring dengan perkembangan industri ke arah Industry 4.0. Sudah saatnya bagi tiap industri untuk mengaji ulang sistem dan mitigasi terhadap serangan mendatang. Saat ini memantau data saja belum cukup, diperlukan perangkat pemantau aktifitas data yang mampu mendeteksi serangan seperti ini serta mendukung perangkat SCADA untuk industri tertentu,” ujar Technical Consultant, PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, Kamis (27/10).

Industrial Control System (ICS) atau Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) adalah perangkat lunak yang paling sering digunakan dalam industri dan pengelolaan infrastruktur penting, masalahnya alat ini seringkali tidak terlindungi oleh solusi keamanan, dalam survei SANS 2017 di bulan November tentang Mengamankan Industrial Control System, empat dari sepuluh praktisi mengatakan mereka tidak memiliki visibilitas ke jaringan mereka. Keterbatasan ini adalah salah satu hambatan utama untuk mengamankan sistem ICS.

Namun pendeteksian kehadiran GreyEnergy dan analisis mendalam ESET menunjukkan keberhasilan dalam membangun pertahanan dari ancaman berbahaya dan pemahaman yang baik terhadap kelompok malware yang paling modern dan berbahaya tersebut. Karena itu penting bagi segenap industri untuk menerapkan solusi keamanan yang tepat disertai dengan implementasi teknologi analisis lalu lintas jaringan untuk menganalisis setiap anomali perilaku yang tidak diketahui, mendeteksi ancaman terhadap jaringan secara menyeluruh sehingga tidak ada sedikit pun ancaman yang dapat lolos dari pendeteksian.

“Walaupun serangan sudah memiliki target lokasi tertentu, kadangkala malware menembus batasan yang telah dibuat. Indonesia memiliki catatan tersendiri dalam serangan malware terorganisir. ESET mencatat Indonesia memiliki serangan nomor dua terbanyak dengan sebaran 17.4% setelah Iran yang memang menjadi target serangan StuxNet, malware sejenis yang juga menyerang SCADA. Setelah itu, ransomware WannaCry sempat menyerang industri rumah sakit di tanah air dan sempat menimbulkan kehebohan di tanah air,” pungkas Yudhi. (Ayu Utami)

Risca Vilana

Recent Posts

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

29 mins ago

Tok! Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More

1 hour ago

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

2 hours ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

2 hours ago

Mandiri Bagikan Ribuan Paket Natal, Sembako-Kebutuhan Sekolah untuk Masyarakat Marginal

Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More

3 hours ago

Simak! Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BSI Selama Libur Nataru

Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More

3 hours ago