Teknologi

Gradana Jadi Finalis ShelterTech Asia Tenggara 2020

Jakarta – Startup platform p2p lending pembiayaan properti Gradana diumumkan berhasil masuk sebagai salah satu finalis yang terpilih pada ajang program ShelterTech Asia Tenggara 2020 yang diselenggarakan oleh Habitat for Humanity bersama dengan Villgro Philippines pada tanggal 02 Desember 2020.

ShelterTech memiliki misi untuk dapat memberikan akses bagi para perusahan startup dengan para pemangku kepentingan lain yang tergabung dalam ekosistem serta memiliki passion yang sama dalam menyediakan solusi bagi kebutuhan tempat tinggal yang terjangkau. Gradana terpilih dari lebih 100 perusahaan startup yang berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara yang telah mendaftarkan diri setelah melalui seleksi penjurian yang ketat. 

Gradana adalah salah satu perusahaan startup yang terpilih dari Indonesia dan satu-satunya perusahaan Fintech dari 10 startup yang berhasil masuk ketahap Innovation Accelerator. Gradana berkomitmen untuk memberikan inovasi-inovasi global yang dapat menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh Asia Tenggara, sesuai dengan misi dari program Sheltertech yang diselenggarakan oleh Habitat for Humanity itu sendiri.

Co-Founder Gradana Angela Oetama menyebut, pihaknya percaya semua orang berhak mendapatkan akses untuk hunian yang layak. Menurutnya, Gradana hadir menjembatani kesejangan tersebut, di mana Gradana dapat menjadi alternatif pendanaan bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian layak 

“Gradana telah berhasil menjawab tantangan industri properti dengan menghadirkan alternatif pembiayaan properti dimana Gradana menjembati kebutuhan pembiayaan ini dengan menggandeng masyarakat dan lembaga keuangan lainnya dengan bergabung sebagai pendana dan memberikan pembiayaan dengan metode P2P lending,” ujarnya di Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 menyebutkan, bahwa 43,49% keluarga di Indonesia tidak memiliki akses untuk memiliki hunian yang layak, dan menurut Kementrian PUPR sejumlah 13,5 juta keluarga belum memiliki hunian. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan populasi yang tidak sejalan dengan kemampuan masyarakat untuk mendapatkan hunian. Ketidakmampuan tersebut menyebabkan terjadinya backlog yang cukup besar di mana terdapat 13,5 juta unit hunian yang harus dipenuhi, namun kurang dari 25% dari total populasi yang mampu membelinya.

Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya akses finansial yang memadai, terlebih hampir 60% masyarakat Indonesia bekerja pada sektor informal. Padahal setiap tahunnya kebutuhan akan hunian yang layak terus bertambah sebanyak 800 ribu unit. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

13 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

13 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

13 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

15 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

15 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

18 hours ago