Teknologi

Google PHK dan Pangkas Fasilitas Karyawan, Sinyal Mau Tutup?

Jakarta – Setelah memangkas sekitar 11.000 pekerja, Google kini makin ‘pelit’ ke karyawannya. Mereka memangkas sejumlah fasilitas yang diberikan kepada karyawannya. Apakah ini menjadi sinyal Google mau tutup?

Kepala Keuangan Google Ruth Porat menginformasikan rencana efisiensi tersebut melalui memo di email yang ditujukan kepada seluruh karyawan Google. Adapun fasilitas karyawan yang dipangkas di antaranya penutupan kafe karyawan, pengurangan kelas kebugaran, hingga penggantian laptop. 

Karyawan Google yang tidak memiliki peran teknis, namun memerlukan laptop baru akan menerima Chromebook secara default. Chromebook merupakan laptop buatan Google dan menggunakan sistem operasi berbasis Google yang disebut Chrome OS. Sebelumnya karyawan  menerima Apple MacBook.

Masih dalam memo tersebut, Porat mengatakan bahwa Google akan menghilangkan beberapa snack bar atau microkitchen dan menutup kafetaria pada hari-hari dengan lalu lintas yang rendah.

Selain itu, Google juga akan memperkenalkan alat internal yang membantu tim memilih penyedia layanan luar berbiaya rendah seperti penyedia perangkat lunak dan peralatan.

“Sama seperti yang kami lakukan di 2008, kami akan melihat data untuk mengidentifikasi area pengeluaran lain yang tidak seefektif yang seharusnya, atau yang tidak sesuai dengan ukuran kami,” tulis Ms. Porat di email dilihat oleh The Wall Street Journal seperti dikutip, Rabu, 5 April 2023.

Tahun ini, salah satu tujuan Google memang untuk melakukan penghematan jangka panjang. Ini sebagai langkah penting di tengah ekonomi global yang menantang dan peluang investasi yang tengah dijalankan perusahaan di bidang teknologi AI.

“Kami fokus untuk mendistribusikan beban kerja komputasi kami dengan lebih efisien, mendapatkan lebih banyak dari server dan pusat data kami,” tulis Porat.

Sebelumnya, induk perusahaan Google, yakni Alphabet tak kuasa menahan badai PHK di sektor teknologi. Raksasa teknologi dunia itu mengumumkan memangkas 12.000 pekerja atau 6% dari jumlah seluruh pegawainya.

Kebijakan efisiensi ini terjadi secara global dan akan berdampak langsung pada staf di Amerika Serikat.(*)

Galih Pratama

Recent Posts

OJK Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha Konsultan Aktuaria Tubagus Syafrizal

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) kepada Konsultan… Read More

31 mins ago

Pemerintah Tarik Utang Rp556,6 Triliun Sepanjang 2024

Jakarta – Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menyebutkan pemerintah menarik utang baru  mencapai Rp556,6 triliun sepanjang 2024.… Read More

57 mins ago

Begini Respons China Usai Indonesia Resmi jadi Anggota BRICS

Jakarta – China, salah satu anggota BRICS (blok ekonomi negara-negara berkembang) menyambut baik masuknya Indonesia… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 7.073

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, Selasa, 7 Januari 2025,… Read More

2 hours ago

Kolaborasi Strategis PHEI, BEI, dan AMII Perkuat Pasar Modal Indonesia

Jakarta - PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Asosiasi… Read More

2 hours ago

GandengTangan Salurkan Pinjaman UMKM Rp275 Miliar Sepanjang 2024

Jakarta – GandengTangan, penyedia layanan peer-to-peer lending mencatatkan total penyaluran pendanaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)… Read More

2 hours ago