Jakarta – Ekonomi Indonesia masih menunjukkan daya tahan (resiliency) terhadap gejolak eksternal. Hal ini terlihat dari penurunan angka pengangguran dan kemiskinan, terjaganya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, inflasi di bawah 3,8% dan tetap tumbuhnya realisasi investasi baik PMA maupun PMDN.
Hal itu diungkapkan oleh Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah. Ia menambahkan tekanan yang bersumber dari eksternal perlu diwaspadai baik yang berasal dari kenaikan suku bunga The Fed, resiko capital outlow keluar dari emerging market termasuk Indonesia, perang dagang, dan sebagainya.
“Di tengah tahun politik, stabilitas politik harus tetap dijaga sebagai prasyarat berjalan. Masing-masing pihak perlu mengedepankan keutuhan dan kesatuan bangsa dan negara selama berkontestasi politik. Hanya melalui ini maka ease of doing business di Indonesia akan tetap terjaga dan pencapaian target-target pembangunan ekonomi dapat terus dilakukan di saat Indonesia memasuki tahun politik,” tambah Firmanzah, Rabu (24/10).
Pendapat tersebut dikupas tuntas dalam acara diskusi Golden Circle Club Meeting, pada hari Kamis 18 Oktober 2018, yang dihadiri puluhan eksekutif di bidang TI untuk membahas bagaimana penyelenggaraan Pilpres 2019 berpotensi mempengaruhi perekonomian nasional dan bisnis.
Golden Circle Club Meeting merupakan forum diskusi tahunan yang diselenggarakan PT Computrade Technology International (CTI Group), bagi para mitra bisnisnya yaitu System Integrator dan Independent Software Vendor untuk berbagi pengetahuan dan membahas topic dan tren terkini di bidang ekonomi dan bisnis. Mengangkat tema “Presidential Election 2019: Politics vs Economy”, acara ini juga menandai 14 tahun berdirinya komunitas Golden Circle Club.
Menurut Presiden Direktur CTI Group Harry Surjanto, perhelatan pemilu 2019 sedikit banyak menimbulkan kekhawatiran di kalangan bisnis karena kegaduhan politik yang mungkin terjadi, maupun potensi perubahan kebijakan oleh calon pemimpin baru dapat mempengaruhi iklim bisnis dan potensi investasi yang akan masuk ke Indonesia. Jelang pilpres yang masih kurang dari setahun, nilai tukar rupiah terus melemah, dan kondisinya bisa jadi memburuk karena pilpres cenderung berdampak pada volatilitas nilai tukar rupiah dan IHSG.
“Untuk itu kami mengumpulkan para pelaku bisnis TI di sini dalam acara Golden Circle Club Meeting untuk saling berbagi insight dan pengetahuan seberapa besar pengaruh tahun politik 2019 terhadap perekonomian dan bisnis TI. Kami berharap dengan adanya sharing ini, pebisnis dapat melakukan upaya preventif apabila diperlukan supaya terhindar dari dampak negatif yang mungkin saja terjadi,” ujarnya. (Ayu Utami)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More