Jakarta – Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online di Indonesia yakni GO-JEK mengumumkan ekspansi bisnisnya ke dua negara yakni Vietnam dan Thailand. Peluncuran dua perusahaan yang didirikan secara lokal di Vietnam dan Thailand ini, merupakan gelombang pertama dari ekspansi internasional ke negara-negara Asia Tenggara.
Kedua perusahaan tersebut akan dikelola oleh tim manajemen sekaligus pendiri lokal, dengan didukung pengetahuan, keahlian, teknologi serta investasi dari pihak GO-JEK. Dalam ekspansi bisnisnya, GO-JEK memberi nama GO-VIET untuk merk yang diperkenalkan di Vietnam. Sementara GET, adalah merk yang diperkenalkan di Thailand.
GO-VIET akan memasuki tahap beta testing di Juli yang melibatkan sejumlah pengemudi dan konsumen, sebelum diluncurkan secara penuh dalam beberapa bulan mendatang. Sedangkan GET, akan diluncurkan setelahnya seiiring dengan masih adanya konsultasi yang sedang berjalan dengan berbagai pemangku kepentingan setempat termasuk pemerintah, mitra pengemudi, dan konsumen.
Kedua perusahaan di tahap awal akan menghadirkan layanan ride-hailing dan logistik, yang kemudian akan diikuti oleh layanan pesan antar makanan dan pembayaran elektronik.
Ekspansi internasional ini dilakukan dengan perencanaan berbulan-bulan setelah ronde penggalangan investasi GO-JEK terakhir yang membawa investasi dari beberapa investor potensial yakni seperti Astra International, Warburg Pincus, KKR, Meituan, Tencent, Google, Temasek, dan lainnya. Dari penggalangan investasi tersebut didapatkan dana sebesar US$500 juta.
CEO GO-JEK and Founder Nadiem Makarim dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, 25 Juni 2018 mengungkapkan, bhawa dana yang sebesar US$500 juta tersebut dialokasikan untuk ekspansi internasional sejalan dengan strategi perusahaan melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. Selain itu GO-JEK juga berencana untuk meluncurkan operasinya di Singapura dan Filipina.
Baca juga: Kolaborasi Astra dan GoJek
“Strategi kami adalah mengkombinasikan teknologi kelas dunia yang telah dikembangkan GO-JEK, dengan keahlian, pengalaman serta pengetahuan pasar yang mendalam yang dimiliki tim lokal, untuk menciptakan bisnis yang benar-benar memahami kebutuhan konsumen,” ujarnya.
Dirinya mempercayai, bahwa masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesuksesan bisnis di Vietnam dan Thailand. Meski menggunakan merk yang berbeda, namun tetap beroperasi sejalan dengan nilai-nilai yang telah berhasil menjadikan GO-JEK pemimpin pasar di Indonesia. “Bagi kami ini bukan hanya tentang pertumbuhan bisnis, namun bagaimana kami dapat menghadirkan dampak positif kepada sebanyak-banyaknya orang,” ucapnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer and Co-Founder GO-VIET Nguyen Vu Duc menilai, GO-JEK adalah perusahaan teknologi pionir yang memiliki ekosistem dengan 18 layanan berbeda, serta didukung oleh investor strategis kelas dunia. Dukungan GO-JEK sangat ideal bagi GO-VIET tidak hanya karena teknologi dan kepiawannya di bisnis transportasi online ini, tetapi juga karena memiliki prinsip yang sama.
“Hasrat kami untuk membawa dampak positif bagi masyarakat melalui peningkatan taraf hidup dan penghasilan, serta menumbuh kembangkan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah,” paparnya.
Di tempat yang sama, Chief Executive Officer and Co-Founder GET Pinya Nittayakasetwat menambahkan, bahwa GO-JEK telah berhasil menjadi perusahaan unicorn pertama yang tumbuh di Indonesia karena telah mampu menggunakan teknologi sebagai solusi untuk mengatasi tantangan di negaranya. Tim GET terinspirasi oleh perusahaan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan menjadikan peluang bisnis yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup jutaan orang.
“Kami bergerak dengan filosofi yang sama, dan kami bersemangat untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Thailand,” tutupnya. (*)
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More